Mengolah hasil tembakau tidaklah semudah dan sesederhana seperti hasil panen tanaman lain seperti padi, jagung ataupun sayuran lainnya. Diperlukan waktu panjang, ketelatenan dan juga kesabaran. Berikut beberapa langkah dari petani dan penggarap sebelum mereka bisa meraup untung dari hasil panen tahunan tembakau ini.
1.Pemupukkan.
Langkah awal ini dilakukan sesaat sebelum menanam benih dan sesudah benih ditanam
[caption id="attachment_209557" align="aligncenter" width="374" caption="pemupukkan, dengan cara melubangi tanah sekitar pohon, lalu menaburkan pupuk ke dalam lubangnya"][/caption]
2.Kira-kira 3 bulan, dimulailah panen pertama pada daun tembakau. Memanen daun tembakau tidaklah mudah, haruslah bertahap dari daun paling bawah hingga daun paling atas, dan itu memakan waktu yang tidak sebentar. Dari memanen daun pertama sampai daun terakhir dibutuhkan waktu antara 4sampai dengan 4,5 bulan. Karena dalam satu batang pohon, daun tembakau dibagi dalam beberapa grid atau tingkatan. Tiap tingkatan itu menandakan kwalitas daun( petani Temanggung menyebut totol) dan biasanya itu terlihat dari warna dan teraba dari aromanya. Untuk aroma memang hanya orang tertentu saja yang bisa menentukan apakah aromanya cukup atau kurang. Dan semakin keatas, kwalitas daun akan semakin tinggi dan hargapun semakin mahal.
[caption id="attachment_209558" align="aligncenter" width="300" caption="panen di awali dengan memetik daun yang paling bawah"]
a.Kwalitas A (Totol A) daun berwarna hijau, biasanya umur sekitat 3 bulan bisa mulai dipanen.
b.Kwalitas B (Totol B) daun berwarna hijau tapi sudah mulai terlihat warna kuning diantaranya
c.Kwalitas C (Totol C) daun berwarna kuning saja.
d.Kwalitas D (Totol D) daun berwarna kuning agak kemerahan
e.Kwalitas E (Totol E) daunberwarna merah namun masih ada semburat kuningnya
f.Kwalitas F (Totol F) daun berwarna kemerahan
g.Kwalitas G (Totol G) daun berwarna merah atau yang disebut juga mbako Srinthil (tembakau dengan kwalitas paling bagus dan berharga sangat mahal)
Sebenarnya Totol F dan G hampir sama warna daunnya yang membedakan hanyalah pada proses memperamnya dikemudian hari. Karena setelah dipanen, daun tembakau tidak bisa lantas diolah, harus melalui proses memperamnya (biasa disebut daun imbon atau daun yang telah di imbu). [caption id="attachment_209588" align="aligncenter" width="300" caption="diperam (diimbu) beberapa hari untuk mengurangi kadar air dalam daun"]
3.Merajang
Sekarang para petani/penggarap tembakau telah dimudahkan dengan mesin pengrajang tembakau yang super cepat. Dibandingkan dulu yang merajang dengan system manual layaknya seorang yang merajang sayur. Kini dalam semalam mesin pengrajang itu bisa menghasilkan berkwintal-kwintal tembakau rajangan [caption id="attachment_209561" align="aligncenter" width="300" caption="mesin pengrajang"]
4.Mencampur dengan gula pasir
Setelah dirajang, langkah selanjutnya mencampur dengan gula pasir, rata-rata dengan perbandingan satu kwintal tembakau dicampur 10 kg gula pasir. Tujuan mencampur rajangan tembakau dengan gula pasir adalah untuk membuat lentur rajangan tembakau hingga nanti memudahkan proses penggulungannya. Dalam proses pengrajangan ini kadang ada penggarap yang “nakal” ingin mendapatkan untung banyak dengan mencampur rajangan tembakau itu dengan bahan pewarna khusus. Memang dari segi warna rajangan tembakau bisa sama dengan yang berkwalitas bagus, namun untuk aroma bisa tercium antara yang asli dan bercampur bahan-bahan lain. [caption id="attachment_209582" align="aligncenter" width="300" caption="rajangan tembakau dicampur dengan gula pasir"]
5.Nganjang
Nganjang adalah proses menata rajangan tembakau pada satu tempat yang dinamakan irig untuk kemudian dijemur. Perlu ketelatenan dan juga ketrampilan dalam proses ini. Karena ada cara khusus sebelum akhirnya rajangan tembakau itu tertata rapi di atas irig. Rajangan tembakau harus tetap rapi dan memanjang sehingga setelah kering mudah untuk digulung. [caption id="attachment_209568" align="aligncenter" width="300" caption="perlu kerapian, ketelatenan dan keseriusan pada proses ini karena rajangan tembakau harus benar-benar memanjang dan tidak terputus tiap irisannya"]
5.Menjemur
Dalam proses penjemuran, selain harus sering dibolak balik, para penggarap haruslah selalu waspada terhadap cuaca, jangan sampai jemuran tembakau ini terkena sedikitpun air(hujan) karena jika kehujanan rajangan tembakau itu akan membusuk, dan tembakau tidak layak jual. [caption id="attachment_209583" align="aligncenter" width="300" caption="cuaca panas sangat diharapkan"]
6.Pengembunan
Setelah dijemur dengan cukup kekeringannya, rajangan tembakau dalam irig itu ditaat dan ditaruh diudara terbuka semalaman yang memungkinkan terkena embun pagi. Semakin dingin cuaca maka hasil rajangan tembakau itu akan semakin baik. [caption id="attachment_209585" align="aligncenter" width="300" caption="pengembunan"]
7.Pengepakkan (Momot)
Setelah proses pengembunan dirasa cukup, tibalah waktunya menata rajangan tembakau dan dimasukkan dalam keranjang tembakau. Cara memasukkanpun tidak sembarang, ada beberapa langkah yang harus dilakukan penggarap, seperti menata terlebih dahulu lembaran-lembaran pelepah batang pisang kering yang nantinya digunakan sebagai penutup keranjang dan sebagainya. Adapun isi dalam satu keranjang bisa mencapai 40 sampai dengan 50 kilogram tembakau. Keranjangnya sendiri mempunyai berat kisaran 6 sampai 7 kilogram. [caption id="attachment_209586" align="aligncenter" width="300" caption="tatanan tembakau sebelum dimasukkan ke keranjang"]
***************
lereng Sindoro=Sumbing
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H