Mohon tunggu...
Selsa
Selsa Mohon Tunggu... Administrasi - blogger

aku wanita biasa

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Rumitnya Proses Mengolah Tembakau

3 Oktober 2012   18:57 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:18 6344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengolah hasil tembakau tidaklah semudah dan sesederhana seperti hasil panen tanaman lain seperti padi, jagung ataupun sayuran lainnya. Diperlukan waktu panjang, ketelatenan dan juga kesabaran. Berikut beberapa langkah dari petani dan penggarap  sebelum mereka bisa meraup untung dari hasil panen tahunan tembakau ini.

1.Pemupukkan.

Langkah awal ini dilakukan sesaat sebelum menanam benih dan sesudah benih ditanam

[caption id="attachment_209557" align="aligncenter" width="374" caption="pemupukkan, dengan cara melubangi tanah sekitar pohon, lalu menaburkan pupuk ke dalam lubangnya"][/caption]

2.Kira-kira 3 bulan, dimulailah panen pertama pada daun tembakau. Memanen daun tembakau tidaklah mudah, haruslah bertahap dari daun paling bawah hingga daun paling atas, dan itu memakan waktu yang tidak sebentar. Dari memanen daun pertama sampai daun terakhir dibutuhkan waktu antara 4sampai dengan 4,5 bulan. Karena dalam satu batang pohon, daun tembakau dibagi dalam beberapa grid atau tingkatan. Tiap tingkatan itu menandakan kwalitas daun( petani Temanggung menyebut totol) dan biasanya itu terlihat dari warna dan teraba dari aromanya. Untuk aroma memang hanya orang tertentu saja yang bisa menentukan apakah aromanya cukup atau kurang. Dan semakin keatas, kwalitas daun akan semakin tinggi dan hargapun semakin mahal.

[caption id="attachment_209558" align="aligncenter" width="300" caption="panen di awali dengan memetik daun yang paling bawah"]

1349275979801108733
1349275979801108733
[/caption]

a.Kwalitas A (Totol A) daun berwarna hijau, biasanya umur sekitat 3 bulan bisa mulai dipanen.

b.Kwalitas B (Totol B) daun berwarna hijau tapi sudah mulai terlihat warna kuning diantaranya

c.Kwalitas C (Totol C) daun berwarna kuning saja.

d.Kwalitas D (Totol D) daun berwarna kuning agak kemerahan

e.Kwalitas E (Totol E) daunberwarna merah namun masih ada semburat kuningnya

f.Kwalitas F (Totol F) daun berwarna kemerahan

g.Kwalitas G (Totol G) daun berwarna merah atau yang disebut juga mbako Srinthil (tembakau dengan kwalitas paling bagus dan berharga sangat mahal)

Sebenarnya Totol F dan G hampir sama warna daunnya yang membedakan hanyalah pada proses memperamnya dikemudian hari. Karena setelah dipanen, daun tembakau tidak bisa lantas diolah, harus melalui proses memperamnya (biasa disebut daun imbon atau daun yang telah di imbu). [caption id="attachment_209588" align="aligncenter" width="300" caption="diperam (diimbu) beberapa hari untuk mengurangi kadar air dalam daun"]

1349285736188893351
1349285736188893351
[/caption] Dan tiap Totol, proses memperamnya pun berbeda-beda Totol A diperam 2 hari, B diperam 3 hari,C diperam 4/5 hari,D diperam 6/7 hari,E dan F maksimal diperam 9 hari. Adapun dalam memperam itupun haruslah tepat waktu, tidak boleh berkurang ataupun berlebih karena akan menentukan kematangan dan kebusukan daun.

3.Merajang

Sekarang para petani/penggarap tembakau telah dimudahkan dengan mesin pengrajang tembakau yang super cepat. Dibandingkan dulu yang merajang dengan system manual layaknya seorang yang merajang sayur. Kini dalam semalam mesin pengrajang itu bisa menghasilkan berkwintal-kwintal tembakau rajangan [caption id="attachment_209561" align="aligncenter" width="300" caption="mesin pengrajang"]

1349276114425696364
1349276114425696364
[/caption] [caption id="attachment_209562" align="aligncenter" width="300" caption="pisau atau gobang yang telah ditinggalkan para penggarap tembakau"]
13492761841567869587
13492761841567869587
[/caption]

4.Mencampur dengan gula pasir

Setelah dirajang, langkah selanjutnya mencampur dengan gula pasir, rata-rata dengan perbandingan satu kwintal tembakau dicampur 10 kg gula pasir. Tujuan mencampur rajangan tembakau dengan gula  pasir adalah untuk membuat lentur rajangan tembakau hingga nanti memudahkan proses penggulungannya. Dalam proses pengrajangan ini kadang ada penggarap yang “nakal” ingin mendapatkan untung banyak dengan mencampur rajangan tembakau itu dengan bahan pewarna khusus. Memang dari segi warna rajangan tembakau bisa sama dengan yang berkwalitas bagus, namun untuk aroma bisa tercium antara yang asli dan bercampur bahan-bahan lain. [caption id="attachment_209582" align="aligncenter" width="300" caption="rajangan tembakau dicampur dengan gula pasir"]

1349284090481538117
1349284090481538117
[/caption] [caption id="attachment_209565" align="aligncenter" width="300" caption="pewarna tembakau yang sering dipakai oleh penggarap yang "]
13492770702075902476
13492770702075902476
[/caption]

5.Nganjang

Nganjang adalah proses menata rajangan tembakau pada satu tempat yang dinamakan irig untuk kemudian dijemur. Perlu ketelatenan dan juga ketrampilan dalam proses ini. Karena ada cara khusus sebelum akhirnya rajangan tembakau itu tertata rapi di atas irig. Rajangan tembakau harus tetap rapi dan memanjang sehingga setelah kering mudah untuk digulung. [caption id="attachment_209568" align="aligncenter" width="300" caption="perlu kerapian, ketelatenan dan keseriusan pada proses ini karena rajangan tembakau harus benar-benar memanjang dan tidak terputus tiap irisannya"]

1349277276528007663
1349277276528007663
[/caption]

5.Menjemur

Dalam proses penjemuran, selain harus sering dibolak balik, para penggarap haruslah selalu waspada terhadap cuaca, jangan sampai jemuran tembakau ini terkena sedikitpun air(hujan) karena jika kehujanan rajangan tembakau itu akan membusuk, dan tembakau tidak layak jual. [caption id="attachment_209583" align="aligncenter" width="300" caption="cuaca panas sangat diharapkan"]

1349284199577799706
1349284199577799706
[/caption]

6.Pengembunan

Setelah dijemur dengan cukup kekeringannya, rajangan tembakau dalam irig itu ditaat dan ditaruh diudara terbuka  semalaman yang memungkinkan terkena embun pagi. Semakin dingin cuaca maka hasil rajangan tembakau itu akan semakin baik. [caption id="attachment_209585" align="aligncenter" width="300" caption="pengembunan"]

1349285011741175215
1349285011741175215
[/caption]

7.Pengepakkan (Momot)

Setelah proses pengembunan dirasa cukup, tibalah waktunya menata rajangan tembakau dan dimasukkan dalam keranjang tembakau.  Cara memasukkanpun tidak sembarang, ada beberapa langkah yang harus dilakukan penggarap, seperti menata terlebih dahulu lembaran-lembaran pelepah batang pisang kering yang nantinya digunakan sebagai penutup keranjang dan sebagainya. Adapun isi dalam satu keranjang bisa mencapai 40 sampai dengan 50 kilogram tembakau. Keranjangnya sendiri mempunyai berat kisaran 6 sampai 7 kilogram. [caption id="attachment_209586" align="aligncenter" width="300" caption="tatanan tembakau sebelum dimasukkan ke keranjang"]

13492851611118041679
13492851611118041679
[/caption] [caption id="attachment_209589" align="aligncenter" width="300" caption="mempersiapkan keranjang"]
134928599053580118
134928599053580118
[/caption] [caption id="attachment_209593" align="aligncenter" width="300" caption="saatnya momot (memasukkan tembakau dalam keranjang)"]
13492884581941865568
13492884581941865568
[/caption] Setelah selesai pengepakkan barulah penggarap itu bisa menjual tembakau pada tengkulak atau menjual sendiri pada gudang-gudang penerima hasil tembakau. [caption id="attachment_209591" align="aligncenter" width="300" caption="siap dipasarkan/ dikirim ke gudang penerimaan hasil panen"]
13492866511195434018
13492866511195434018
[/caption] Inilah sedikit gambaran betapa rumitnya mengolah tembakau. Meski begitu, petani dan penggarap khusunya yang berada di daerah Temanggung banyak yang menggantungkan kehidupannya pada hasil tanaman musiman ini. Mereka selalu berharap hasil dari panen yang hanya sekali dalam setahun ini bisa menutupi kebutuhan selama setahun. Karena jika cuaca mendukung, kemarau yang sampai berdebu, hasil panen bisa dipastikan berhasil dan mereka meraup keuntungan yang tidak sedikit. Dengan mengulas sedikit dari jerih payah petani dan penggarap tembakau ini, ada harapan kepada pemerintah untuk memperhatikan kelanjutan hidup mereka. Karena selama ini dukungan pemerintah dirasa masih sangat minim kepada mereka. Padahal tidak bisa dipungkiri mereka telah menyumbangkan devisa yang besar pada negara.

***************

lereng Sindoro=Sumbing

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun