aku jawab saja dengan lantang dan jelas
matanya mengerinyit
"anda bukan penumpang kereta ini, nyonya"
aku meragu
"lalu kirakira kapan kau akan bawaku pulang?"
kondektur tampan tersenyum, manis
"mungkin setelah ingin terbesarmu terwujud, kami akan membawamu ke rumah kekalmu"
kondektur meloncat masuk ke gerbong
kereta melaju secepat kilat
tinggalkanku dalam harap dan cemas yang entah
aku harus kembali
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!