Mohon tunggu...
SELPIYA SALSABILA
SELPIYA SALSABILA Mohon Tunggu... Akuntan - mahasiswa

hobi saya adalah voli

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Generasi Terluka akibat Keluarga Disfungsional yang berakibat Fatal terhadap Mental yang Mengakibatkan Rusaknya Generasi Emas

18 Juni 2024   07:30 Diperbarui: 18 Juni 2024   07:45 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Disfungsional dalam dalam konteks keluarga adalah merajuk pada keluarga yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya  ini berarti bahwa keluarga tersebut tidak dapat memenuhi kebutuhannya memenuhi kebutuhan dasar pada anggota keluarganya,baik secara emosional,fisik.materi,maupun sosial 

Secara garis besar keluarga adalah unit  yang sangat berperan penting dalam pendidikan seorang anak-anak dimana keluarga adalah pendidikan dasar untuk mereka yang berfungsi sebagai berikut

-Sosialisasi: keluarga bertanggung jawab untuk mengajarkan nilai nilai,norma norma sosial kepada anak anak ini termasuk cara berperilaku,berpikir,dan berinteraksi dengan orang lain

-Pemberian cinta dan kasih sayang: anak-anak membutuhkan cinta,kasih sayang,dan rasa aman dalam keluarga mereka.ini membantu mereka mengembangkan rasa harga diri ,dan rasa memiliki 

-Pemberian struktur dan  batasan:keluarga memberikan anak-anak struktur ,aturan,dan batasan yang membantu mereka  belajar mengatasi emosi mereka ,mengembangkan disiplin diri ,dan menghargai hak orang lain 

-Memberikan dukungan emosional:keluarga memberikan anak-anak dukungan emosional,termasuk mendengarkan,memahami,dan memberikan bimbingan saat mereka menghadapi tantangan emosional

-Pemberian pendidikan:keluarga bertanggung jawab untuk mengajarkan anak-anak tentang dunia ,termasuk pendidikan formal,seperti membaca,menulis,berhitung dan pendidikan informal lainnya budaya, agama, dan lain lainnya 

-Pemberian identitas keluarga memberikan bantuan kepada anak-anak untuk mengembangkan identitas mereka seperti mereka meminati hal yang menunjang baik akademik maupun non akademik dan mendukung mereka dalam hal yang masih dalam konteks masih di dalam berbau positif dan juga kita bukan itu saja mereka juga perlu diajarkan latar belakang dalam keluarga mereka dan lain sebagainya 

-Memberikan rasa aman keluarga juga sebagai pemberi rasa keamanan kepada anak-anak dan perlindungan dari bahaya yang akan mengancam apapun yang akan merusak dari segi hal yang berbaur dengan hal hal yang tidak harusnya,termasuk keamanan finansial,dan keamanan fisik,mental dan sebagainya

-Pemberi rasa keterampilan:keluarga membantu anak-anak mengembangkan keterampilan mereka seperti komunikasi ,berbagi,dan bagaimana cara berempati serta mengajarkan bagaimana cara berperilaku,bertindak kepada orang lain yang baik dan benar 

Penelitian yang saya ambil adalah jenis penelitian kualitatif  mengarah kepada penelitian sekunder yaitu penelitian yang diunggah dan biasanya tersedia dalam bentuk publikasi seperti jurnal,buku,laporan, artikel berita,dan data statistik, ini penelitian yang beberapa contoh objek penelitian yang berasal dari data sekunder

-Jurnal ilmiah

-Laporan pemerintah

-Artikel berita

-Data statistik

Anak adalah harapan bangsa di masa depan. Anak adalah generasi muda penerus bangsa yang mempunyai peran yang strategis dalam menjamin kelangsungan suatu bangsa dan negara pada masa yang akan datang. Oleh karena itu, anak harus dilindungi agar dapat tumbuh secara optimal baik secara fisik maupun psikologisnya agar mampu menjadi generasi emas untuk membangun Negara menjadi lebih maju.

Namun demikian, di sekeliling kita, kekerasan pada anak kerap kali terjadi. Anak merupakan salah satu kelompok yang rentan mendapatkan perilaku kekerasan. Di Indonesia, berdasarkan Undang-Undang Perlindungan Anak No 23 Tahun 2002, anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan.

Menurut WHO, Kekerasan terhadap anak adalah suatu tindakan penganiayaan atau perlakuan salah pada anak dalam bentuk menyakiti fisik, emosional, seksual, melalaikan pengasuhan dan eksploitasi untuk kepentingan komersial yang secara nyata atau pun tidak, dapat membahayakan kesehatan, kelangsungan hidup, martabat atau perkembangannya.

Kekerasan pada anak disebut juga dengan Child Abuse, yaitu semua bentuk kekerasan terhadap anak yang dilakukan oleh mereka yang seharusnya bertanggung jawab atas anak tersebut atau mereka yang memiliki kuasa atas anak tersebut, yang seharusnya dapat dipercaya, misalnya orang tua, keluarga dekat, dan guru.

Kekerasan terhadap anak tidak hanya terjadi di keluarga yang miskin atau lingkungan yang buruk. Fenomena ini dapat terjadi pada semua kelompok ras, ekonomi, dan budaya. Bahkan pada keluarga yang terlihat harmonis pun bisa saja terjadi KDRT pada anak. Berdasarkan data dari Departemen Kesehatan, sebagian besar pelaku kekerasan pada anak merupakan anggota keluarga atau orang lain yang dekat dengan keluarga.

Terjadi kepada sekelompok masyarakat beserta dengan pengalaman saya sendiri dari judul artikel yang saya buat,dan penelitian ini saya ambil dari pengalaman saya sendiri,dimana kamu jauh dari orang tua,jauh maksud saya disini adalah yaitu ketika seorang anak akan berada di posisi dimana dia sangat membutuhkan didengarkan,dibimbing,ditanyakan,terkadang orang tua sangat acuh kan seorang anak yang seperti ini sehingga dia berpikir bahwa orang itu tidak menyayangi lagi karena kondisi sini cenderung anak akan mencari kenyamanan kepada hal yang lain.

 Sebuah cerita yang yang mungkin terjadi di sebagian masyarakat dimana anak anak sangat tidak biasa mengendalikan emosi mereka salah satunya yang menjadi anak anak kekurangan perhatian dari orang tua yaitu mereka melakukan kekerasan ataupun pembulian terhadap teman temannya itu disebabkan kurangnya orang tua mendengarkan isi hati anaknya 

Tujuan  dari artikel ini memberikan  semangat kepada anak anak yang mengalami hal yang sama dialami beberapa terkadang mereka melakukan hal yang menurut kita keburukan bagi kita tapi dibalik itu kita tidak tahu apa yang mereka lakukan itu tidak salah, namun apa yang di posisi kita sebagai orang tua apakah sudah menanyakan,mendengarkan apa sebenarnya yang mereka mau nah tujuan saya menuliskan ini supaya orang tidak acuh dengan kegiatannya terkadang kita terlalu sibuk dengan kegiatan sehari hari dan sangat mirisnya  bagi orang tua mereka terlihat biasa saja ketika mereka jauh dari anak anak mereka dan bahkan yang sekarang terlihat biasa adalah anak anak lebih dekat dengan pengasuhnya daripada orang tuanya disini saya tidak menyalahkan bahwa kita butuh pengasuh untuk anak kita tetapi hal ini jangan di lepas tanyakan saja kepada pengasuhnya sering sering kita harus ada waktu untuk keluarga, perlu duduk bersama dengan anak anak dan menanyakan mereka,terkadang anak anak itu tidak meminta kita untuk jadi orang tua yang sempurna tetapi mereka akan bahagia bahkan dengan hal sederhana

Dapat kita pahami bahwa peran keluarga sangat penting dalam perkembangan anak-anak yang pada dasarnya keluarga adalah sekolah dasar yang menjadi tolak ukur bagi anak anak menghadapi segala sesuatu yang akan terjadi di saat mereka menghadapi kehidupan di luar sana

 Namun seringkali juga keluarga juga menjadi pemicu kenakalan,dan ketidakharusan yang seharusnya tidak terjadi kepada mereka sering terjadi kepada anak-anak seperti pergaulan bebas,pernikahan usia dini,meminum obat-obatan terlarang, dan sangat kita sayangkan adalah banyak dari mereka yang putus sekolah hal itu terjadi dengan berbagai alasan mulai dari anak- anak itu sendiri,ekonomi,dan masih banyak lagi

Sedini mungkin kita sebagai orang tua pun harus waspada saat ini apalagi bagi orang tua yang sangat banyak kegiatanya karena kita tidak tahu apa yang dialami oleh anak-anak kita diluar sana

yang sangat dijaga adalah terutama mental anak itu sendiri karena banyak dari sebagian anak anak adalah hal yang sangat perlu dijaga saat mereka mulai beranjak dewasa karena di usia segitu adalah hal yang sangat perlu diperhatikan karena rentan masa labil yang dimana sangat terpengaruh dengan lingkungan yang dimana mereka 

     

    A. Cara Menjaga Kesehatan Mental Anak Usia Dini

Kesehatan mental atau mental health pada anak tidak hanya berarti mencegah terjadinya gangguan mental, namun juga mencakup kemampuan anak dalam berpikir, mengontrol emosi, dan bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya sesuai dengan usianya.

Anak dengan kondisi mental yang baik cenderung memiliki karakter yang positif, seperti tidak mudah marah, lebih mudah beradaptasi, mampu berkomunikasi dengan baik, serta bisa bangkit dari keadaan yang sulit. Hal ini menjadi bekal yang penting untuk menjalani kehidupannya ketika ia beranjak dewasa di kemudian hari. 

Itulah sebabnya, menjaga kesehatan mental anak adalah salah satu tugas orang tua yang tidak boleh diabaikan. Adapun beberapa cara yang bisa dilakukan oleh orang tua untuk menjaga kesehatan mental anak usia dini adalah sebagai berikut:

1. Membangun Kepercayaan Diri Anak

Membangun kepercayaan diri merupakan hal utama yang perlu dilakukan untuk mewujudkan mental yang sehat pada anak. Hal ini bisa dilakukan dengan memberikan pujian atau apresiasi kepada anak saat mereka berhasil melakukan hal baru atau mencapai prestasi tertentu.

Selain itu, cara membangun kepercayaan diri anak lainnya adalah dengan membantu anak menentukan tujuan hidup, mengajari anak bersikap jujur dan mampu mengakui kesalahan, serta menghindari ucapan atau perilaku yang membuat anak merasa tertekan dan menjadi tidak percaya diri.

2. Memberikan Waktu Bermain yang Cukup

Bagi anak-anak, bermain tidak hanya sekadar bersenang-senang tetapi juga menjadi waktu untuk mempelajari atau mengeksplorasi berbagai hal baru. Ketika bermain, anak cenderung menjadi lebih kreatif serta bisa belajar memecahkan masalah. Memberikan waktu bermain yang cukup dapat membantu menjaga kesehatan anak baik secara fisik maupun mental.

3. Mendorong Anak bersosialisasi

Menjaga kesehatan mental anak juga bisa dilakukan dengan mengajarkan anak untuk bersosialisasi dengan teman sebayanya. Pasalnya, hal ini akan membuat anak lebih mudah mengenali serta menghargai kelemahan dan kelebihan dirinya sendiri.

Bersosialisasi juga bisa menjadi ajang bagi anak untuk hidup berdampingan dengan orang lain. Agar bisa bertemu dengan banyak teman, orang tua bisa mengajak anak mengunjungi lingkungan sekitar, sekolah, atau tempat bermain.

4. Memberikan Perhatian Penuh

Gangguan mental pada anak seringkali dipicu oleh pola asuh orang tua yang tidak tepat, misalnya kurang perhatian terhadap anak. Sehingga, salah satu cara menjaga kesehatan mental anak bisa dilakukan dengan memberikan kasih sayang penuh kepada si kecil.

Tunjukkan bentuk kasih sayang yang dapat diterima dengan baik oleh mereka, seperti menciumnya saat akan tidur, memeluknya ketika pergi berangkat sekolah, atau menanyakan kegiatannya di sekolah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun