Mohon tunggu...
SELPIYA SALSABILA
SELPIYA SALSABILA Mohon Tunggu... Akuntan - mahasiswa

hobi saya adalah voli

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Generasi Terluka akibat Keluarga Disfungsional yang berakibat Fatal terhadap Mental yang Mengakibatkan Rusaknya Generasi Emas

18 Juni 2024   07:30 Diperbarui: 18 Juni 2024   07:45 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

-Jurnal ilmiah

-Laporan pemerintah

-Artikel berita

-Data statistik

Anak adalah harapan bangsa di masa depan. Anak adalah generasi muda penerus bangsa yang mempunyai peran yang strategis dalam menjamin kelangsungan suatu bangsa dan negara pada masa yang akan datang. Oleh karena itu, anak harus dilindungi agar dapat tumbuh secara optimal baik secara fisik maupun psikologisnya agar mampu menjadi generasi emas untuk membangun Negara menjadi lebih maju.

Namun demikian, di sekeliling kita, kekerasan pada anak kerap kali terjadi. Anak merupakan salah satu kelompok yang rentan mendapatkan perilaku kekerasan. Di Indonesia, berdasarkan Undang-Undang Perlindungan Anak No 23 Tahun 2002, anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan.

Menurut WHO, Kekerasan terhadap anak adalah suatu tindakan penganiayaan atau perlakuan salah pada anak dalam bentuk menyakiti fisik, emosional, seksual, melalaikan pengasuhan dan eksploitasi untuk kepentingan komersial yang secara nyata atau pun tidak, dapat membahayakan kesehatan, kelangsungan hidup, martabat atau perkembangannya.

Kekerasan pada anak disebut juga dengan Child Abuse, yaitu semua bentuk kekerasan terhadap anak yang dilakukan oleh mereka yang seharusnya bertanggung jawab atas anak tersebut atau mereka yang memiliki kuasa atas anak tersebut, yang seharusnya dapat dipercaya, misalnya orang tua, keluarga dekat, dan guru.

Kekerasan terhadap anak tidak hanya terjadi di keluarga yang miskin atau lingkungan yang buruk. Fenomena ini dapat terjadi pada semua kelompok ras, ekonomi, dan budaya. Bahkan pada keluarga yang terlihat harmonis pun bisa saja terjadi KDRT pada anak. Berdasarkan data dari Departemen Kesehatan, sebagian besar pelaku kekerasan pada anak merupakan anggota keluarga atau orang lain yang dekat dengan keluarga.

Terjadi kepada sekelompok masyarakat beserta dengan pengalaman saya sendiri dari judul artikel yang saya buat,dan penelitian ini saya ambil dari pengalaman saya sendiri,dimana kamu jauh dari orang tua,jauh maksud saya disini adalah yaitu ketika seorang anak akan berada di posisi dimana dia sangat membutuhkan didengarkan,dibimbing,ditanyakan,terkadang orang tua sangat acuh kan seorang anak yang seperti ini sehingga dia berpikir bahwa orang itu tidak menyayangi lagi karena kondisi sini cenderung anak akan mencari kenyamanan kepada hal yang lain.

 Sebuah cerita yang yang mungkin terjadi di sebagian masyarakat dimana anak anak sangat tidak biasa mengendalikan emosi mereka salah satunya yang menjadi anak anak kekurangan perhatian dari orang tua yaitu mereka melakukan kekerasan ataupun pembulian terhadap teman temannya itu disebabkan kurangnya orang tua mendengarkan isi hati anaknya 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun