Mohon tunggu...
Sellyn Nayotama
Sellyn Nayotama Mohon Tunggu... -

Siswa SMP kelas 2 (thn 2018), suka membaca dan menulis. Novel pertama "Queen Kendzie" (terbitan Kompas Gramedia); cerpen "Jam Weker Shabby" dalam antologi (Penerbit Mizan). Baca juga di akun: www.kompasiana.com/sellynnayotama

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Elden dan Eglantine

6 November 2018   13:37 Diperbarui: 6 November 2018   15:21 781
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keesokan harinya, Eleanor dan Elvis dimakamkan di kota mereka. Di nisannya tertulis, 'Pergunakanlah hidupmu untuk bermanfaat bagi orang lain.' Sebuah bentuk penghormatan Lembaga bakti sosial pada ibu, karena jasanya dulu untuk mereka.

Untuk sementara, Tante Lasvee menginap di rumah Elden dan mencukupi kebutuhannya. Elden saat itu berperan untuk menjaga adiknya, menguatkannya.

Beberapa hari kemudian, Tante Lasve memutuskan untuk mengontrakkan rumah itu, dan hasilnya nanti untuk kebutuhan Elden dan Eglantine di masa depan, ditabung. Kakak-beradik itu dikirim ke panti asuhan Cemara, di kota mereka.

Tidak sulit bagi Elden untuk bersosialisasi dengan teman-teman barunya, juga Eglantine. Life must go on. Tidak ada lagi bangun kesiangan buat Eglantine, dan tiada lagi yang membuatkan Elden susu di rumah, seperti yang biasa dilakukan ibu Elden.

Elden juga harus memutar otak untuk mencukupi kehidupannya dan Eglantine. Ia bersyukur bahwa sejak kecil dulu diajarkan untuk membuat kue oleh ibunya tercinta. Ya, Elden memang pintar memasak. Bahkan tak hanya kue. Ia berencana untuk menjual jasanya pada toko-toko kue di kotanya. Berkat ketekunan Elden mencoba resep baru, ia mendapat banyak kenalan di toko kue.

Eglantine berencana untuk menjual kerajinan di alun-alun kota. Tidak sembarang kerajinan, namun dengan tangan indah Eglantine, kertas origami bisa dirombak total menjadi angsa yang menggembung lucu. Eglantine juga bernyanyi di acara anak-anak.

Di panti, Elden diberi tahu bahwa panti hanya mengurus keperluan dasar mereka, seperti sandang, pangan dan papan. Untuk masa depan mereka, semua anak harus berjuang sendiri. Maka itu Elden berjuang lebih giat. Ia ingin sukses.

Hari itu tanggal 17 September 2019. Dua minggu menuju hari ulang tahun Eglantine. Pagi itu, sebelum berangkat sekolah, Eglantine menatap mata kakaknya penuh harap. "Kak, tolong aku ..."

Wajah Elden terlihat khawatir. "Kamu kenapa?" lalu dengan santainya Eglantine menjawab, "Aku butuh asupan kue dan es krim untuk ulang tahunku, kak," ia tertawa jahil. Elden berdecak. "Hebat ya kamu, membuatku khawatir saja, tahu gitu tadi nggak kutanggapi," kata Elden kesal. Ia melempar saputangan di meja makan. Bu Tian, pengurus panti hanya bisa melihat mereka sambil geleng-geleng.

Percayalah, meski Elden saat itu terlihat kesal, ia sangat menyayangi adik satu-satunya itu. Elden kelas 1 SMP, sementara adiknya kelas 4 SD. 2 kali ulang tahun Eglantine sebelum ini, ia tak meminta apa-apa. Elden hanya menghadiahinya doa dan kartu ucapan berisi kata motivasi. Elden jadi merasa bersalah, seharusnya sejak dulu ia memberikan Eglantine kado ulang tahun.

Sepanjang perjalanan sekolah, Elden melirik dompetnya, dan uangnya tak cukup untuk membeli kue dan es krim. Ah, ia kan pintar memasak, seharusnya itu menjadi hal mudah baginya. Sayangnya, kue yang Eglantine mau ada di sebuah toko kue tersohor di kota mereka. Harganya juga tak murah. Elden menunduk, apa yang harus dilakukannya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun