Mohon tunggu...
Sellyn Penulis
Sellyn Penulis Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Pelajar kelas VI-B, SD Gracia. Usia: 11 tahun (2016). Hobi: (banyak) -- membaca (paling suka), belajar menulis, bikin komik ngasal, belajar piano, sepedaan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Cerpen ǀ Toko Feli

3 Juni 2016   08:17 Diperbarui: 4 Juni 2016   18:40 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Toko Accessories |Ilustrasi: Sellyn Penulis

“Jangan cepat menyerah, Fel! Mungkin ada sesuatu dari tokomu yang membuat pembeli tak mau membeli di tokomu. Nah, kamu carilah! Eh, sudah dulu, ya Fel! Tante pengin kerja lagi!”

Tut..tut..tut.. suara telepon diputus.

Astaga! Feli lupa mengucapkan “terima kasih”. Itu saking ia berkonsentrasi memikirkan ucapan tante Cia. Tapi kemudian.. Feli mendecak tak acuh. “Palingan tante bilang begitu supaya aku semangat. Tidur lagi aja ah.” Dengan malas-malasan Feli menjatuhkan dirinya di atas kasur yang empuk.

Bangun-bangun.. sudah sore saja. Feli bergegas mandi. BYUUR..BYURR.. suara air mengalir saat Feli mandi. Setelah mandi, ia mengecek tokonya lagi, dan mulai memikirkan ucapan tante Cia. Mungkin ada sesuatu yang memang salah dari tokonya. Dengan segera ia membersihkan bagian dalam etalase dan setiap bagian toko. Sementara itu, di luar..

“Eh, itu.” kata seorang anak perempuan dikuncir kepada yang satunya lagi.
“Ssst!” kata yang satunya lagi, yang dikepang. “Kamu yakin, mau beli? Hii, kalau aku mending pulang saja.” “Penakut!” komentar anak dikuncir. “Habis, aku yakin kok itu hantu,” kata anak yang dikepang.
Bincang-bincang asyik mereka terdengar sampai ke dalam. Feli menengok ke kiri dan ke kanan. Tidak ada apa-apa. Anak yang di luar terkesiap. Anak berkepang memukul anak berambut kuncir.

“Sudahlah! Ayo kita mampir saja!” anak berkuncir mendesak.
“Tunggu bentar, Cassey!” protes anak dikepang. Ia masih memperhatikan suasana di dalam.

Sementara di dalam.. Feli makin merasa ada yang tak beres. Ia segera mengecek keadaan di luar toko. Astaga! Ia menemukan dua anak perempuan yang ngintip-ngintip tokonya sejak tadi.

“Huaaaaa!” anak berambut kepang melonjak kaget.

“Sudahlah, tak usah takut. Memangnya kalian ngapain?” tanya Feli heran.

Anak berambut kuncir kemudian berterus terang. “Maaf, saya sebenarnya tadi cuma ingin membeli aksesori di tokomu,” katanya.

Feli semakin heran. “Kalau kalian mau beli, kok dari tadi enggak langsung masuk saja? Ayo ke dalam sini,” ajak Feli.
Dengan takut-takut, mereka berdua masuk. Feli mempersilakan mereka duduk di kursi dekat kasir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun