Mohon tunggu...
Selly Mauren
Selly Mauren Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis lepas

Writing is my daily journal. Welcome to my little blog. Hope the articles will inspire all the readers.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kurikulum Merdeka Harus Dilanjutkan Kalau Tidak Mau Tertinggal

27 Oktober 2024   15:47 Diperbarui: 27 Oktober 2024   15:49 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hak murid untuk menyampaikan gagasan serta didengarkan oleh guru dapat dengan mudah tercapai. Lingkungan pendidikan yang perlahan mulai menanamkan bibit kemandirian dan otonomi pada diri murid akan memberi dampak positif pada kepribadian mereka. Hasil akhirnya, 6 karakteristik Profil Pelajar Pancasila  yaitu Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, (2) Bergotong royong, (3) Bernalar Kritis, (4) Berkebinekaan global, (5) Mandiri, dan (6) Kreatif berpotensi besar tercapai.

Pada saluran podcast Kemendikbud RI yang berjudul SMB Edisi Spesial: Hasil PISA dan Transformasi Pendidikan Indonesia, dengan narasumber Nadiem Makarim, Iwan Syahril, Nino Aditomo, dan Andreas Schleicher (Direktur OECD). Di akhir podcast, Direktur OECD yaitu Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan, juga berkontribusi dalam pelaksanaan tes PISA mengatakan bahwa Kurikulum Merdeka merupakan tanda sistem pendidikan Indonesia lebih maju. Beliau juga menambahkan, 'meskipun sebenarnya metode belajar (SCL) di kurikulum merdeka bukan hal baru di pendidikan global, tetapi perlu diapresiasi setiap perkembangannya'. Beliau mengapresiasi Indonesia terus berkembanga dalam sektor pendidikan dengan pencapaian skor PISA yang mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. 

Menanggapi pernyataan tersebut yang bercetak miring, maka dapat disimpulkan bahwa Kurikulum Merdeka merupakan awal baru bagi sistem pendidikan Indonesia mengejar ketertinggalan dalam skala global. Bisa dikatakan bahwa dibalik bencana pandemi, muncul harapan baru bagi sistem pendidikan Indonesia yang ramah bagi penggerak roda pendidikan, yaitu guru dan murid. Mengingat penerapan Kurikulum Merdeka masih perlu banyak perbaikan di banyak lini, maka sangat diharapkan Menteri Pendidikan dan jajarannya di era kepemimpinan baru dapat menghasilkan kebijakan-kebijakan yang mendorong implementasi Kurikulum Merdeka yang lebih inklusif dan eksklusif. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun