Mohon tunggu...
Selly Mauren
Selly Mauren Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis lepas

Writing is my daily journal. Welcome to my little blog. Hope the articles will inspire all the readers.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Digital Learning, AI Dominasi Tugas Guru dan Pengajar

27 Oktober 2024   12:53 Diperbarui: 27 Oktober 2024   12:57 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi belajar daring. Photo by Julia M Cameron via Pexels.com 

Digital learning merupakan kegiatan belajar mengajar yang berlangsung secara virtual melalui website atau aplikasi resmi yang dikeluarkan oleh sebuah institusi pendidikan. Perkembangan teknologi yang semakin maju menambah nilai positif pada penerapan digital learning, yaitu fungsi efektif dan efisien untuk menjangkau ragam pelajar di hampir seluruh tempat yang terkoneksi internet. 

Salah satu industri pendidikan yang mendorong pengembangan digital learning adalah perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang EduTech. EduTech mendukung inisiasi pemanfaatan teknologi dalam kebutuhan pendidikan yang terintegrasi melalui pengembangan program software. Teknologi AI pun mengambil porsi penting dalam aktivitas ini.

AI bekerja berdasarkan written prompt pada mesin pencari dan menghasilkan output yang sesuai dengan permintaan. Jika anda pernah menelusuri loker penulis, pasti tidak asing dengan istilah prompt writer dimana bertugas sebagai "pelatih AI (chat GPT)" untuk menghasilkan output dengan bahasa yang ramah dan mudah dipahami sesuai budaya setempat.

Dalam kaitannya dengan pendidikan, AI menawarkan berbagai kemudahan dalam proses belajar mengajar seperti menulis essay, desain presentasi, materi belajar interaktif, dan lain sebagainya. Ditengah kemajuan tersebut, ada sebuah pola pikir yang perlu diubah demi mengikuti gaya pendidikan yang perlahan bertransformasi meninggalkan cara konvensional. 

Pada kenyataannya, fungsi AI dalam pendidikan membawa keuntungan yang berarti, seperti mengisi tangki informasi dan manajemen waktu dalam tren pembelajaran cerdas. Contoh konkret yang dapat ditemukan adalah para murid dengan mudah menyelesaikan tugas sekolah seperti matematika, menulis essay sejarah perekonomian Indonesia, menyusun strategi pemasaran, dan lain sebagainya. Namun, kebiasaan memanfaatkan AI tanpa mengulas kembali informasi yang diberikan berpotensi mengancam kemampuan berpikir kreatif murid. 

Disisi lain, manfaat AI pada kinerja guru adalah mengembangkan materi belajar secara cepat, tepat, dan lebih modern. Meskipun begitu, tetap saja yang paling penting adalah bagaimana mengeksekusi rencana belajar tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa peran guru dalam beberapa hal mungkin saja didominasi oleh AI, seperti penyelesaian tugas administratif dan penilaian hasil tugas siswa. Namun, aspek sosial dan emosi yang mendukung proses pembelajaran masih sepenuhnya didominasi oleh guru. 

Ilustrasi belajar daring. Photo by Julia M Cameron via Pexels.com 
Ilustrasi belajar daring. Photo by Julia M Cameron via Pexels.com 

Tahukah anda bahwa komunikasi antar manusia "nyata" berbeda dengan AI? 

Anda bisa saja menjadikan AI sebagai teman komunikasi melalui chat GPT hingga video conference. AI menghadirkan pola komunikasi yang hampir serupa dengan manusia nyata. Mulai dari kesiapan perbendaharaan kosa kata, kemampuan analisa pertanyaan atau permintaan, hingga koherensi memberikan jawaban yang dibutuhkan. 

Namun, sekali lagi, AI tidak bisa mengalahkan kemampuan manusia untuk memahami aspek emosi secara mendalam. Disinilah dominasi peran guru berlangsung. Oleh karena itu, pola pikir yang perlu ditegaskan kembali adalah AI hanya sebagai alat yang digunakan oleh guru guna menyelesaikan tuntutan tugas administratif yang menumpuk dan menetapkan sistem penilaian terstruktur. Lebih daripada itu, guru memegang kendali penuh pada proses belajar mengajar yang terjadi di dalam kelas. 

Secara umum, dapat disimpulkan bahwa pernyataan AI mendominasi peran guru sepenuhnya adalah tidak benar. Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat dilakukan oleh guru, sedangkan AI tidak bisa : 

1. Mencipatkan suasana belajar yang hangat dan menyenangkan 

2. Meingidentifikasi perubahan mood murid dan menenangkan mereka

3. Kemampuan adaptasi terhadap perubahan mendadak di dalam kelas 

4. Manajemen waktu mengikuti kecepatan belajar murid 

5. Mendorong murid mencapai potensi maksimalnya

Beberapa hal diatas merupakan sebagian contoh dari peran penting guru sebagai pelopor fungsi utama pendidikan dalam mendukung perkembangan anak. AI bisa saja menggantikan peran guru dalam hal penyediaan informasi pengetahuan yang dapat diperoleh secara mudah oleh murid kapan dan dimana saja. Namun, guru sebagai fasilitator utama perkembangan murid memiliki peran penting memberikan bantuan dan dukungan yang mereka butuhkan untuk mencapai potensi utamanya melalui segelintir program bermanfaat seperti perencanaan karir dan studi lanjut. Sementara AI secara kritis mampu menganalisis tren pasar kerja, disisi lain peran krusial guru sangat dibutuhkan untuk membantu murid mengenali keunikan pribadi sehingga mampu beradaptasi terhadap berbagai tantangan yang ditemui di dunia nyata.    

  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun