Mohon tunggu...
Selly Mauren
Selly Mauren Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis lepas

Writing is my daily journal. Welcome to my little blog. Hope the articles will inspire all the readers.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Menantang Hidup Tanpa Smartphone

14 Agustus 2024   15:04 Diperbarui: 15 Agustus 2024   12:06 584
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kebersamaan. Photo by Helena Lopes from Pexels.com 

Biasanya ada fitur ponsel sebagai pengingat berapa lama kita main ponsel dalam sehari. Fitur tersebut bisa dimanfaatkan untuk membatasi waktu main ponsel misalnya hanya 7-8 jam/hari. 

4. Perbanyak aktivitas outdoor. 

Berada di dunia luar bermanfaat bagi tubuh dan pikiran terasa rileks. Ada banyak aktivitas sederhana yang dapat dilakukan seperti jogging, mengunjungi museum, santai di warung kopi, dan pergi ke tempat wisata alam. Semakin dekat dengan dunia nyata, maka ketergantungan pada ponsel pun semakin berkurang. 

5. Sortir aplikasi smartphone.

Ponsel pintar tidak menjadi ancaman selama kita mampu mengendalikannya. Salah satu cara mengendalikan diri dari penggunaan ponsel berlebihan adalah menyortir aplikasi. Pastikan ponsel pintar Anda dilengkapi dengan aplikasi yang benar-benar bermanfaat. 

6. Kembali ke dumbphone.

Alternatif terakhir yang bisa dipertimbangkan adalah kembali ke era dumbphone. Hal ini berarti fungsi ponsel murni digunakan sebagai alat komunikasi jarak jauh. Akses ke sosial media dapat tetap anda lakukan dengan menggunakan laptop atau macbook.

Hidup tanpa smartphone bisa saja dilakukan tetapi sulit untuk disempurnakan. Mengingat berbagai aspek kehidupan saat ini terkoneksi langsung dengan teknologi serta aplikasi canggih yang mudah dan cepat diakses melalui smartphone. 

Oleh karena itu, penting untuk menjaga diri agar tidak tenggelam dalam nikmatnya dunia digital daripada dunia nyata dimana kita hidup dan berkarya.

Sebagai penutup, kontrol diri di era digital semakin menantang karena tidak hanya berperang dengan nafsu naluriah, tetapi juga hasrat yang sulit dikendalikan untuk melepaskan diri dari ketergantungan terhadap teknologi canggih yang kian memudahkan dan menyenangkan hidup manusia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun