Membalikkan pertanyaan kepada anak, bermanfaat menambah informasi orangtua tentang level pemahaman anak akan sesuatu. Sebagai contoh, "mengapa lebih mudah melihat dalam terang daripada gelap?". Menjawab pertanyaan ini, orangtua dapat mengenalkan konsep cahaya yang membantu mata dapat melihat. Akhirnya, konsep anak bertambah yaitu terang, gelap, dan cahaya.Â
Topik obrolan yang menarik untuk anak akan membuat mereka merasa bahwa orangtuanya mengenal mereka lebih baik. Selain itu, bermanfaat membuat anak terbiasa membagikan informasi penting seputar kesukaan dan ketidaksukaan mereka.
Jika anak mengalami kesulitan menemukan kata yang tepat untuk menyampaikan pikirannya, maka orangtua berperan penting mendengarkan sambil menebak kata untuk membantu mereka. Suasana santai yang dihadirkan oleh orangtua, membuat anak merasa aman dan nyaman mengekspresikan dirinya.Â
Akhir kata, penting bagi orangtua mengontrol ekspresi emosinya kepada anak yang sering bertanya. Bersikap acuh karena kesal akan banyaknya pertanyaan yang anak lontarkan akan berdampak negatif bagi perkembangan kognitifnya.Â
Selain itu, orangtua perlu memahami bahwa bekerja sama untuk memenuhi rasa ingin tahu anak adalah sarana membantu mereka mengenal dunianya dan merasa aman.
 Bersikap mengabaikan karena sesaat merasa kesal akan banyaknya pertanyaan, berpotensi membuat anak merasa ditolak dan menumpulkan ikatan emosional dengan orangtua.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H