Mohon tunggu...
Selly Mauren
Selly Mauren Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis lepas

Writing is my daily journal. Welcome to my little blog. Hope the articles will inspire all the readers.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

WHY: Pertanyaan Singkat Anak, tapi Bikin Pusing Mikir Jawabannya

31 Juli 2024   15:26 Diperbarui: 31 Juli 2024   19:47 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi WHY question. Photo by Image Hunter from Pexels.com

Ciri khas toddler adalah sedang aktif mengeksplorasi lingkungan. Apa saja ingin dia coba tanpa ragu. Suatu studi menemukan fakta menarik bahwa anak usia 14 bulan sampai dengan 5 tahun mengajukan kurang lebih sebanyak 107 pertanyaan dalam sehari. Temuan ini menunjukkan bahwa toddler memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap apa yang terjadi di sekitarnya.

Keterbatasan jumlah kosa kata dan kemampuan merangkat kalimat menjadi hambatan mereka dalam menyampaikan pikirannya. Oleh karena itu, bertanya dengan kata tanya WHY merupakan strategi anak untuk mendapat penjelasan lebih banyak dari orangtua tentang sesuatu yang ingin mereka ketahui. Tujuannya untuk mengumpulkan sebanyak-banyaknya informasi sebagai panduan untuk memprediksi apa yang akan terjadi di kemudian hari. 

Ibarat buku sebagai jendela ilmu, orangtua adalah google berjalan bagi toddler mengetahui lebih banyak tentang lingkungans sekitar. Penjelasan yang orangtua berikan atas pertanyaan WHY, membantu anak menghubungkan satu informasi dengan informasi lainnya. Begitulah cara toddler mendapatkan pemahaman baru tentang dunianya. 

Bertanya untuk mendapatkan keamanan

Pernahkah kompasianer mengajak toddler ke suatu tempat yang baru pernah dikunjungi dan mengamati perilakunya? Ada yang aktif berkeliling dan ada pula yang bersikap pasif canggung. Meskipun perilakunya berbeda, tetapi itulah cara mereka menilai lingkungan baru. Mereka mengumpulkan informasi dengan cara mengamati sekitar kemudian memutuskan apakah mereka merasa aman atau terancam. 

Tidak jarang pula mereka bertanya mengenai banyak hal saat menemukan sesuatu yang baru pernah mereka temui. Pertanyaan-pertanyaan itu mereka sampaikan supaya membuat dirinya familiar dengan lingkungan karena mereka tidak memiliki petunjuk apapun sebelumnya. Dengan mendapatkan informasi yang cukup akan membuat mereka merasa tenang dan aman berada di lingkungan tersebut. 

Ilustrasi toddler sedang bermain. Photo by cottonbro studio from Pexels.com
Ilustrasi toddler sedang bermain. Photo by cottonbro studio from Pexels.com

Orangtua tidak selalu harus memberikan jawaban

We used to think kids were asking questions simply to get attention. I don’t think so. Most studies suggest that they actually want the information and that they also want you to know that they’re interested in something - Linda Blair (Clinical Psychologist) 

Wajar apabila orangtua sering mengalami kelelahan dan kesal apabila anak sering bertanya. Orangtua juga dapat mengalami kesulitan memberikan jawaban yang dapat dipahami dengan mudah oleh anak. 

Namun, tidak ada salahnya juga untuk mengakui pada anak apabila orangtua tidak tau jawaban dari pertanyaan mereka. "Wah, kok bisa seperti itu ya? Mama juga ga tau apa jawabannya. Coba kita cari tahu bersama". 

Ketanggapan orangtua terhadap topik yang menjadi minat anak merupakan kunci penting dalam proses ini. Alih-alih orangtua pusing menyiapkan jawaban, strategi yang bisa dilakukan adalah mengajak anak brainstorming. "Menurut kamu mengapa harus menjaga kebersihan lantai?, Kapan dan dimana kamu boleh main lempar tangkap bola?". 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun