Mohon tunggu...
Selly Mauren
Selly Mauren Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis lepas

Writing is my daily journal. Welcome to my little blog. Hope the articles will inspire all the readers.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Memelihara Kebiasaan Judi Online Memupuk Budaya Berhutang di Indonesia

18 Juni 2024   12:11 Diperbarui: 18 Juni 2024   12:11 505
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi judi kasino. Photo by Javon Swaby via Pexels.com

Adiksi Judi Online 

Ilustrasi judi kasino. Photo by Javon Swaby via Pexels.com
Ilustrasi judi kasino. Photo by Javon Swaby via Pexels.com

Judi online dapat dilakukan oleh siapa saja yang memiliki akses langsung ke situs internet. Pelaku judi online tidak mengenal batasan latar belakang pendidikan atau pekerjaan. Tingkat pendapatan sekalipun tidak menjadi faktor mencegah seseorang terlibat aktivitas judi online. Online games yang mudah diakses oleh anak-anak juga tidak lepas dari paparan resiko judi online meskipun prosedurnya berbeda dari yang sedang ramai dibicarakan.   

Mungkin anda pernah bertanya-tanya hal apa yang menyebabkan seseorang kecanduan judi online. Kenikmatan apa yang para pelaku temukan dari judi online? Toh, persentase merugi lebih besar daripada meraup keuntungan.  

Sesekali mencoba mengikuti judi online mungkin tidak akan menjadi masalah jika tujuannya hanya sekedar mencari hiburan sesaat. Sama seperti kegiatan terlarang lainnya, judi online juga dapat membuat pemainnya kecanduan atau teradiksi. Secara ilmiah, kegiatan judi online mengaktifkan kerja neurotransimiter di otak menghasilkan hormon dopamin yang menimbulkan perasaan bahagia dan semangat. Peristiwa ini lah yang dikatakan peneliti menjadi penyebab pelaku judi online sulit berhenti dari kebiasaan buruknya. 

Sebagai informasi tambahan, adiksi terhadap kegiatan berjudi secara resmi tercatat dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (Fifth Edition). Hal ini berarti kegiatan berjudi dalam format apapun dinyatakan valid mampu merusak mental seseorang bahkan menganggu fungsinya dalam kehidupan sehari-hari. Gangguan psikologis seperti stres, frustrasi, depresi hingga resiko bunuh diri sangat mungkin terjadi pada mereka yang kecanduan judi.  

Dalam jangka panjang, penelitian menemukan bahwa sebanyak 96% pelaku judi online berisiko mengalami gangguan psikiatri seperti Parkinson, adiksi obat-obatan, gangguan kontrol impuls, serta gangguan kecemasan dan mood ((Potenza, M. N., et al., Nature Reviews Disease Primers, Vol. 5, No. 51, 2019).   

Dampak Judi Online 

Ilustrasi dampak buruk judi online. https://www.freepik.com/free-ai-image/pills-dark-environment_186493058.htm#fromView=search&page=1&position=1&uuid=
Ilustrasi dampak buruk judi online. https://www.freepik.com/free-ai-image/pills-dark-environment_186493058.htm#fromView=search&page=1&position=1&uuid=

Dalam struktur sosial, peminat judi online telah memiliki kelompok clusternya sendiri dimana terdiri dari kelompok pertemanan, rekan kerja, keluarga, komunitas hobi, dan lain sebagainya. Tergabungnya seseorang dalam kelompok peminat judi oline ini cenderung memiliki toleransi tinggi terhadap kegiatan judi online. Selain itu, mereka lebih sulit berhenti dari kebiasaan berjudi dikarenakan resiko akan dijauhi oleh anggota kelompoknya.  

Pelaku judi online cenderung berperilaku impulsif pada kebiasaannya tersebut. Terbentuknya perilaku impulsif memainkan peran penting terhadap pembentukan kebiasaan buruk lainnya seperti berhutang untuk memenuhi impulsifitas berjudi. Keinginan berhutang yang ditunjang dengan aksesibilitas pinjaman online (pinjol) semakin memperburuk kontrol impuls seseorang, khususnya mereka yang kecanduan judi online. Oleh karena itu, diperlukan regulasi khusus dari Pemerintah terkait hal ini serta penegakan hukum yang serius untuk menyintas kebiasaan judi online yang masih menjamur di masyarakat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun