Mohon tunggu...
Selly Mauren
Selly Mauren Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis lepas

Writing is my daily journal. Welcome to my little blog. Hope the articles will inspire all the readers.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Digital Learning: Sejarah Singkat, Manfaat, Tantangan, dan Strategi Jitu Bagi Guru dan Pendidik

27 Mei 2024   17:38 Diperbarui: 27 Mei 2024   18:02 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi situasi e-learning. Photo by Julia M Cameron from Pexels.com

Pembelajaran digital atau digital learning (e-learning)  merupakan gaya mengajar yang terbilang baru bagi guru Indonesia, sehingga mereka masih butuh adaptasi terhadap perubahan tersebut. Digital learning telah menjadi tren pendidikan yang berkembang pesat sejak pandemi. Saat ini, bahkan Universitas terbaik dunia telah menyediakan program spesialisasi Digital Learning yang diperuntukan untuk guru dan pendidik. Hal ini menunjukkan bahwa urgensi digital learning sangat diperlukan untuk mendorong sistem belajar yang ramah teknologi dan tentunya up to date dengan generasi muda.

Perbedaan generasi antara murid dan guru menjadi permasalahan utama yang membentuk ikatan antara mereka. Mempelajari dan mendekatkan diri dengan teknologi merupakan strategi jitu untuk para guru memahami kebiasaan murid yang kesehariannya sangat akrab dengan pemanfaatan teknologi. Oleh karena itu, digital learning hadir sebagai tools yang dibutuhkan guru untuk mencapai tujuan diatas.

Perkembangan Digital Learning
Sebelum masuk ke strategi mengajar, penting bagi guru dan pendidik untuk mengetahui sejarah singkat perkembangan digital learning guna memahami tujuan dari metode belajar ini. Konsep digital learning memiliki sejarah panjang sejak awal komputer CAI (Computer Assisted Instruction) ditemukan, selanjutnya disebut sebagai gelombang pertama. Pada gelombang pertama, digital learning mengalami pro dan kontra di kalangan ilmuwan dan akademisi. Ada yang menganggap bahwa fungsi dari komputer tidak hanya sekedar input data dan memberikan instruksi kepada pelajar, seperti mengerjakan kuis atau tes. Melainkan, dapat memberikan feedback ringkas mengenai perkembangan hasil belajar berdasarkan data nilai, jawaban benar-salah, topik yang dipelajari serta memprediksi kesulitan konsep pelajaran sesuai performa belajar murid.

Disisi lain, ada pula pihak yang mendebatkan konsep digital learning sebagai aliran Instructionist vs Constructionist. Ini adalah gelombang kedua dari perkembangan digital learning. Pada periode ini, mulai diperdebatkan peran guru dan komputer yang perlu dibedakan. Dimana instructionist merujuk pada peran sentral guru, berbasis keterampilan, orientasi pada hasil belajar, dan secara garis besar sistem pendidikan yang mengikuti aturan yang ditetapkan. Sedangkan, aliran constructionist menekankan murid sebagai pusat pembelajaran, mengutamakan proses belajar, interaktif, dan sistem pendidikan yang mendukung kebutuhan minat belajar murid.  

Seorang ahli bernama Papert dan koleganya meluncurkan suatu program yang diberi logo mengikuti teori belajar dari psikolog sosial, Jean Piaget yang berpendapat bahwa proses belajar adalah membangun pengetahuan, bukan sekedar instruksi. Pada tahun 1980, Papert dalam bukunya menuliskan 

"dalam situasi pendidikan kontemporer dimana anak memiliki kontak langsung terhadap komputer. Komputer bermanfaat untuk memetakkan kemampuan anak sesuai kecepatannya, menyediakan banyak latihan soal dengan level kerumitan yang sesuai, menyediakan umpan balik hasil belajar, dan memperkaya informasi. Dengan demikian, komputer akan memprogram anak pada segala usia". 

Berdasarkan sudut pandangnya, ia memiliki pemahaman bahwa anak akan mengeksplorasi diri dan lingkungan sesuai apa yang dia pikirkan melalui komputer. Pernyataan tersebut kemudian menjadi cikal bakal pendukung aliran  "instructionist dan constructionist" terus berlanjut.

Gelombang ketiga, ditandai dengan munculnya internet. Digital learning mulai berkembang dengan diadakannya kursus online atau MOOC (Massive Open Online Courses). Namun, tantangan yang muncul adalah kursus online pada saat itu sifatnya bukan wajib mata kuliah, sehingga tidak begitu berdampak pada keringanan biaya pendidikan. Baru kemudian pada tahun 2000-an saat internet lebih berkembang dan mudah diakses, Lynda Weinman dan Sal Khan (Khan Academy) membuat tren baru yaitu online lessons yang berhasil menarik perhatian banyak orang. Perusahaan teknologi raksasa seperti Microsoft, Google,  dan Apple juga sampai ikut merambah bersaing dalam bidang ini mengalahkan pemain lama.    

Tren online courses berlanjut hingga tahun 2012 dimana banyak investor pendidikan yang  berinvestasi. Bahkan banyak universitas profit dan non-profit bergabung membuka online course dengan tujuan meringankan biaya pendidikan. Jumlah pelajar di Amerika juga meningkat pesat hanya dalam jangka waktu satu tahun. Namun, berbanding terbalik dengan jumlah kelulusan yang hanya setengahnya. Ditambah dengan kekacauan trik marketing yang menyesatkan pelajar. Akhirnya, pemerintah memutuskan untuk mengeluarkan kebijakan yang memberatkan penyedia online course sehingga banyak yang mengalami kebangkrutan.

Disisi lain, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa online course terbilang unik, tetapi tidak menguntungkan murid serta pergantian metode belajar instruksi secara daring  menjadi lebih buruk dampaknya terhadap sistem pendidikan. Setelah mengalami pasang surut, tren digital learning kembali menjamur di pasar pendidikan saat pandemi. Namun, berkaca dari pengalaman lalu maka masih menjadi pekerjaan besar kepada guru dan pendidik yang menggunakan metode ini untuk meningkatkan hasil belajar dan sistem pembelajaran berbasis digital yang efektif bagi murid.

Manfaat dan Tantangan Digital Learning

Digital learning memiliki banyak manfaat selain daripada ramah teknologi dan sesuai dengan kebutuhan tren para murid. Lebih jauh, digital learning juga memberikan banyak keuntungan kepada para guru dan pendidik, khususnya dalam hal digitalisasi file pelajaran sehingga meminimalkan terjadinya kehilangan bahan dan materi ajar. Manfaat lainnya dari digital learning adalah membantu guru menghadirkan suasana belajar yang berbeda dan lebih interaktif. Guru dan pendidik dapat menggunakan video, musik, gambar, infografik untuk mempercantik tampilan materi ajar agar tidak tidak terasa membosankan. 

Tujuan utama dari digital learning adalah mendorong inovasi dalam sistem pendidikan. Proses belajar mengajar dapat terus berlanjut walau dalam jarak jauh. Efektivitas belajar mandiri bagi murid juga dapat ditingkatkan melalui digital learning. Sedangkan terhadap guru, dampak dari digital learning adalah memberikan kebebasan inisiasi dan kreatifitasnya dalam menyajikan materi pembelajaran. 

Pada prosesnya, digital learning tidak sulit ataupun gampang. Kesannya terlihat rumit karena guru dan pendidik harus mengakrabkan diri dengan pemanfaatan teknologi yang memiliki banyak fitur. Selain itu, guru dan pendidik ditantang mengakses berbagai informasi digital dengan penuh kehatian-hatian dan bertanggungjawab. Semakin banyak pilihan akses informasi dan materi, maka guru serta pendidik perlu menentukan situs yang aman dan menguntungkan untuk digunakan secara berkelanjutan. 

Dibutuhkan pula pendanaan khusus untuk membuka lebih banyak akses materi, aplikasi, dan fitur menarik yang berguna untuk mengembangkan inovasi metode belajar mengajar di kelas. Dengan perkembangan teknologi yang semakin maju dari waktu ke waktu, maka tantangan utama dari penerapan digital learning adalah murid dan guru akan beradaptasi secara berkelanjutan terhadap perubahan teknologi. Itu berarti perubahan metode dan inovasi dalam dunia pendidikan juga turut berubah.

Strategi Jitu Bagi Guru Dalam Penerapan Digital Learning  
Inti dari digital learning adalah memaksimalkan pemanfaatan teknologi menuju sistem pendidikan yang inovatif, komunikatif, dan fleksibel. Berikut ini mengenai beberapa strategi yang bermanfaat bagi guru dan pendidik guna memaksimalkan penerapan digital learning:

1. Tugas online

Mekanisme digital learning membantu efisiensi waktu serta tenaga guru dan pendidik menilai hasil belajar kualitatif murid. Guru dan pendidik hanya perlu input soal dan jawaban benar. Kemudian program akan mengolah jumlah jawaban benar-salah hingga memberikan skor akhir. Akhirnya, hasil tugas dan ujian sekolah dapat diolah dengan lebih mudah dan cepat serta guru dapat lebih fokus mengerjakan tugas penting lainnya.  

2. Database perkembangan murid

Guru dan pendidik dapat memantau perkembangan murid melalui olahan data statistik pada program komputer. Misalnya data yang diolah seperti nilai hasil belajar, mata pelajaran yang paling diminati/tidak diminati, survey kepuasan belajar, survey hambatan belajar, dan lain sebagainya. Data yang tersimpan secara terstruktur selanjutnya berguna untuk memantau perkembangan murid sesuai dengan aspek yang dikontrol.

3. E-book

Buku digital telah menarik minat banyak orang untuk membaca. Kemudahan akses melalui gadget serta tampilannya yang nyaman dipandang adalah beberapa kelebihannya. Selain itu, digital learning berkaitan dengan akses buku pendidikan  memungkinkan murid dapat membaca dimanapun dan kapanpun. Namun, menjadi catatan bagi guru dan pendidik untuk menyortir terlebih dahulu buku yang terstandarisasi sebelum disalurkan kepada murid untuk dipelajari. Saat ini, terdapat banyak buku digital dalam bentuk pdf telah beredar di internet yang bertujuan sebagai panduan atau buku pegangan bagi guru dan murid, sehingga keduanya diuntungkan dalam hal ini.  

4. Video simulasi

Dalam metode ajar konvensional, ada kalanya guru dan pendidik mengalami kesulitan mencontohkan gambaran simulasi. Melalui digital learning mereka diberikan kemudahan menjelaskan materi dengan menggunakan simulasi video. Visualisasi dari video simulasi membantu pemahaman murid terkait topik pembelajaran yang disampaikan. Selain menggunakan video, guru juga dapat menggunakan aplikasi seperti corel, paint, dll sebagai papan tulis digital dengan berbagai fitur menarik yang interaktif.

5. Komunikasi Guru-Orangtua

Jika biasanya buku tulis khusus sebagai penghubung komunikasi antara guru dan orangtua, maka sekarang sudah tidak perlu lagi. Aplikasi menarik seperti google classroom menawarkan kemudahan akses digital komunikatif antara guru, murid, dan orangtua. Hanya dengan bermodalkan alamat email, mereka akan mendapatkan informasi lengkap seputar jadwal belajar, materi belajar, tugas, ujian, dan nilai. Pengumuman informasi penting bagi orangtua juga dapat diumumkan disana.

6. Proyek Digital Murid  

Kreatifitas murid tanpa batas terbantu dengan digital learning. Strategi selanjutnya bertujuan untuk mendorong kreatifitas murid dengan memperbanyak proyek kegiatan ramah lingkungan digital. Tujuan lainnya yaitu membiasakan murid sebagai pengguna aktif untuk memanfaatkan teknologi digital dengan aman. Proyek digital disini bentuknya sama seperti content creator yang dilakoni oleh murid. Mereka dapat mempresentasikan proyek pribadi dan proyek sekolah ke sosial media seperti kegiatan eksperimen sains, membuat video himbauan menghadapi isu hangat yang sedang viral, komik digital, dan video animasi.

7. Coding sederhana

Selain proyek yang disebutkan, murid perlu didukung untuk mendalami tentang pemrograman atau coding. Hal ini penting mulai diterapkan sejak sekolah untuk mengembangkan pemikiran komputasi (computational thinking). Di masa depan kemampuan pemecahan masalah yang berkaitan dengan komputer dan teknologi akan sangat dibutuhkan dalam pekerjaan. Oleh karena itu, pengenalan coding dianjurkan sejak dini.    

Referensi

History and Background: Digital Learning - ewa.org 

A Retrospective Of Digital Learning Milestones - eLearning Industry

7 Digital Learning Strategies All Teachers Can Utilize (10publications.com)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun