Mengingat prosesnya bersifat sangat personal dan individual, sehingga krusial bagi individu mengambil keputusan sendiri terhadap dirinya sebelum menjalani sesi treatment.Â
Sangat disarankan bagi individu yang memutuskan menjalani perawatan kesehatan mental agar menjadikannya sebagai prioritas utama sebagai investasi masa depan.
2. Kesiapan MentalÂ
Individu yang memutuskan untuk mencari bantuan profesional normalnya merasa terganggu dengan masalah kesehatan mental yang dialami seperti stres, depresi, gangguan tidur, cemas berlebihan, serangan panik, gangguan interaksi sosial, dan lain sebagainya. Menyadari adanya rasa tidak nyaman dengan gejala-gejala tersebut dan memutuskan untuk menjalani treatment adalah keputusan yang sudah tepat.Â
Jadi, bagaimana bisa individu dengan gangguan kesehatan mental mempersiapkan mentalnya yang terganggu? Konsep yang rumit tetapi begitulah prosesnya.Â
Perlu diketahui bahwa seperti layaknya pengobatan fisik, treatment kesehatan mental juga memiliki efek samping seperti pusing, mual, muntah, penambahan atau pengurangan berat badan, hilang gairah, sulit tidur, dan lain sebagainya.
Apabila dijelaskan secara singkat, hal ini dikarenakan dalam proses treatment akan banyak membahas mengenai peristiwa sepanjang hidup yang tidak menyenangkan hingga menyenangkan yang menyebabkan reaksi tubuh yang berbeda melalui munculnya sakit fisik dan emosi. Reaksi yang dimaksudkan disini adalah tanpa mengonsumsi obat resep, meskipun efek sampingnya juga hampir mirip.
3. KonsistensiÂ
Seperti yang telah disampaikan di awal bahwa perawatan kesehatan mental menguras banyak energi fisik dan emosi. Tidak jarang banyak pasien yang berhenti ditengah jalan dikarenakan banyak faktor seperti kesibukan pekerjaan, manajemen waktu yang buruk dalam pengerjaan tugas harian, hingga kelelahan secara fisik dan emosi.Â
Untuk mencapai kondisi sehat mental bukanlah perjalanan yang mudah. Terdapat banyak aspek psikologis yang perlu dibenahi bersama dengan tenaga profesional. Perlu diingat bahwa tenaga profesional berperan sebagai fasilitator yang membantu pasien menemukan jalan keluar atas masalahnya. Mengapa bisa?Â
Hal ini dikarenakan tenaga profesional kesehatan mental memegang teguh prinsip objektivitas dalam proses konseling/terapi, sehingga sangat dilarang bersikap subjektif dan wajib menghargai pengambilan keputusan pasien dengan tetap memperhatikan batasan sejauh mana kewenangannya memberikan saran dan bantuan yang diperlukan.