Merayakan lebaran sudah menjadi tradisi tahunan sejak 2013.
Tidak terpikirkan sebelumnya bahwa merantau dan menjadi minoritas di tempat tinggal bisa menjadi hal yang menyenangkan.Â
Selain belajar bahasa daerah, mengikuti tradisi keagamaan juga menjadi sorotan.Â
Lahir dan bertumbuh di daerah rawan konflik agama menjadi salah satu faktor pembentuk sikap toleransi di keluarga.Â
Terlebih lagi, kampung halaman dikenal sebagai ikon kota toleransi di Indonesia. Dimana sebagai anak daerah sangat bangga jika perilaku toleransi terus ditampilkan dimanapun berada.Â
Oleh karena itu, menjadi minoritas bukan berarti menarik diri dari lingkungan.Â
Setiap pagi di hari pertama lebaran, rumah selalu kedatangan makanan enak khas lebaran dari para tetangga.Â
Jujur saja, setiap hari lebaran pasti tidak pernah kekurangan makanan haha..
Biasanya bersama tetangga ngeliwet di jalanan sepanjang gang. Namun, kebiasaan tersebut berubah setelah pandemi. Meskipun begitu, tidak mengurangi keseruan ikut perayaan hari lebaran.Â