Jepang terkenal sebagai negara yang paling dimianti untuk berwisata. Mulai dari keindahan alam, budaya, hingga karakter masyarakat yang membuat pendatang nyaman menetap di Jepang.Â
Negara bunga sakura tersebut dikenal dengan karya fiksinya yaitu anime berbagai genre dengan tetap mengusung kebudayaan Jepang. Anime berhasil menyita perhatian global dengan sinematografinya yang memukau dan merepresentasikan negara Jepang.Â
Satu hal mengenai Jepang yang tidak habis dibahas adalah karakter masyarakatnya. Seperti menjaga kebersihan lingkungan, ketepatan waktu, dan profesionalitas kerja adalah beberapa contohnya. Bahkan antrian saat menonton konser pun sangat rapi dan teratur. Ketika konser dimulai, semua penonton menaati peraturan tidak merekam atau menanggung konsekuensi smartphone/kamera disita oleh staf keamanan.Â
Namun, tahukah kompasianer bahwa di Jepang ternyata sulit mendengar ungkapan I Love You atau Aishiteru?
Jika kompasianer menonton anime, ungkapan Aishiteru sangat jarang ditemukan. Sebagai gantinya, percakapan untuk mengekspresikan perasaan cinta menggunakan daisuki (suka). Kenapa ya?Â
Dilansir dari artikel yang ditulis oleh Yuko Tamura (baca disini) terdapat beberapa alasan yang bisa saya rangkum sebagai berikut :
1. Value dari kata Ai (Cinta)
Jika di Indonesia menuntut kata cinta dari pasangan adalah hal yang wajib, ternyata tidak begitu bagi orang Jepang. Menurut mereka, terlalu sering mengucapkan kata cinta akan menghilangkan arti dari cinta itu sendiri.
Mereka menganggap penggunaan kata cinta bermakna mengabdikan hidup sepenuhnya terhadap sesuatu atau seseorang. Bisa kompasianer bayangkan ketika seseorang mengatakan Aishiteru berarti level komitmennya sudah tidak main-main.Â
Sebagai gantinya, untuk mengekspresikan bahasa cinta seringnya mereka menggunakan kata kiasan seperti "bulan malam ini indah". Bahkan untuk melamar pasangan hidup menggunakan kalimat "maukah kamu memasak sup miso untuk saya setiap hari?".Â
2. Tindakan lebih bernilai daripada perkataan
Prinsipnya ketika resmi menjalin hubungan, maka pasangan saling mengerti konsep keduanya saling mencintai. Sehingga intensitas mengucapkan kata cinta tidak terlalu penting artinya.Â
Namun, bukan berarti tidak sayang. Melainkan, perilaku dan tindakan menjadi penilaian lebih tinggi untuk membuktikan cinta itu sendiri. Dibandingkan kata-kata, ungkapan cinta dapat dilihat dari bahasa tubuh pasangan dan ketersediaan chemistry.Â
Hubungan anti ribet dengan tuntutan yang besar. Mungkin bagi kompasianer yang bahasa cintanya act of service cocok menjalin hubungan dengan orang Jepang.Â
3. Mengutamakan keseriusan dalam berhubunganÂ
Secara khusus bagi para pria dengan mengatakan Aishiteru berarti mereka sudah merasakan dan meyakini akan pasangannya. Mereka sudah memahami apa itu cinta dan artinya dalam hubungan yang sedang dijalani.Â
Disisi lain ada juga yang berpendapat bahwa mereka merasa malu jika mengatakan hal tersebut. Mereka tidak ingin terburu-buru sampai benar-benar yakin untuk mengatakannya.Â
Bagaimana menurut kompasianer? Â Setuju kah dengan budaya ekspresi bahasa cinta ala orang Jepang.Â
Silahkan berbagi di kolom komentar.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H