Mohon tunggu...
Selly Mauren
Selly Mauren Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis lepas

Writing is my daily journal. Welcome to my little blog. Hope the articles will inspire all the readers.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Dan Terjadi Lagi, Bullying Merenggut Nyawa

27 September 2023   23:13 Diperbarui: 30 September 2023   00:13 461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by RDNE Stock project: https://www.pexels.com/

1. Mengajak anak menemukan kelebihan dan kekuatan dirinya 

Setiap anak memiliki kelebihannya masing-masing. Mulai dari sifat-sifat positif, hobi, kemampuan lebih dalam pelajaran tertentu, keterampilan (skill), karakter unik, dan lain sebagainya. Mendorong anak untuk mencari tahu lebih dalam tentang dirinya. Kemudian membuat list kelebihan dan kekuatan diri akan membantu anak merasa memiliki power dan kontrol terhadap dirinya sendiri, sehingga tidak gampang menyerah ketika mengalami suatu masalah. 

2. Menyediakan waktu untuk anak berkeluh-kesah

Sama seperti manusia lainnya, anak-anak juga mengalami hari-hari berat di sekolah. Pelajaran sulit, guru yang tidak menyenangkan, pertengkaran dengan teman, dan tuntutan mengerjakan banyak tugas rumah adalah beberapa contohnya. Curhatan anak membantu mereka melepaskan emosi negatif dan peristiwa-peristiwa yang tanpa disadari membebani diri mereka.

Photo by cottonbro studio: https://www.pexels.com
Photo by cottonbro studio: https://www.pexels.com

3. Mendorong anak menemukan solusi

Permasalahan yang menurut orangtua dan guru tidak rumit, ternyata bagi anak sangat kompleks. Ada perasaan bersalah, gagal, kaget, dan bingung yang terlibat ketika terjadi suatu peristiwa yang belum pernah dialami sebelumnya. Reaksi emosi beragam dari anak menjadi pesan yang disampaikan kepada orangtua dan guru mengenai kesulitan yang ia alami. Oleh karena itu, orangtua dan guru dituntut peka terhadap pesan-pesan emosi tersebut. 

Ketika anak mampu menjelaskan permasalahannya, tugas orangtua dan guru selanjutnya adalah mendampingi mereka dengan cara mendorong inisiasi anak menyusun strategi atas penyelesaian masalah yang dihadapi. Pada akhirnya, diharapkan anak dapat bertanggungjawab terhadap dirinya sendiri ketika tidak sedang didampingi oleh orangtua dan guru. 

Photo by RDNE Stock project: https://www.pexels.com/
Photo by RDNE Stock project: https://www.pexels.com/

Akhir kata, terjadinya perilaku bullying disebabkan oleh banyak faktor internal dan eksternal yang berkaitan dengan personal kepribadian pelaku. Oleh karena itu, penanganan terhadap pelaku bullying merupakan pekerjaan besar dan tidak berakhir hanya dalam beberapa waktu. Kontinuitas sosialisasi perilaku bullying perlu diikuti dengan penerapan peraturan yang tegas dan jelas, khususnya untuk anak dengan usia dibawa umur. Mengingat fakta yang terjadi di lapangan, kasus bullying banyak terjadi pada level pendidikan dasar. Sekian.   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun