Mohon tunggu...
Selly Mauren
Selly Mauren Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis lepas

Writing is my daily journal. Welcome to my little blog. Hope the articles will inspire all the readers.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mendebat Metode Tanpa Analisis Tujuan Belajar Hasilnya Sia-Sia

23 September 2023   14:03 Diperbarui: 23 September 2023   14:21 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://s3.amazonaws.com/audreywatters/multiplechoice_kelly.jpg

Hello Fun People.. 

Seru sekali membaca banyak opini tentang argumen Maudy Ayunda terkait dengan keinginannya menghapus metode pilihan ganda di masa depan jika ia menjadi Menteri Pendidikan. Pertama kali penulis membaca berita ini, bermula dari media X (burung biru twitter) yang diramaikan oleh ribuan komentar dan retweet dari para pengguna. Sebagian besar warga X menyatakan ketidaksetujuannya dengan pertimbangan bahwa ide kebijakan tersebut tidak seimbang dengan tenaga pendidik yang bertanggung jawab memberikan penilaian terhadap kira-kira 40 murid dalam satu kelas. Argumen lainnya, memihak kesejahteraan tenaga pendidik dengan membandingkan antara beban kerja guru yang bertambah, tetapi tidak ditunjang oleh besarnya gaji yang diperoleh. 

Beda platform sosial media, berbeda pula perilakunya. Berdasarkan penelurusan penulis pada sosmed instagram, sebagian besar warganya sepakat dengan Maudy Ayunda. Mereka memposisikan diri sebagai murid yang menganggap metode pilihan ganda tidak efektif melatih kemampuan berpikir kritis dan analitis. Meskipun pilihan ganda menguntungkan bagi murid dalam hal efisiensi waktu dan pengambilan keputusan memilih jawaban, namun kekurangannya adalah membiasakan murid untuk menghafal tanpa melibatkan penjelasan mendalam tentang suatu konsep yang dipelajari.

Penulis sepakat dengan argumen-argumen diatas yang memiliki kesamaan yaitu curahan harapan terhadap implementasi program pendidikan yang lebih baik, dan pembaharuan tujuan belajar lebih kondusif dan progresif mengikuti tuntutan daya saing global. Namun, apa daya tangan tak sampai. Pada akhirnya berpulang kembali kepada keputusan regulasi Pemerintah. Sebagai pendidik, yang bisa kita lakukan sekarang hanyalah elaborasi dan aplikasi metode belajar kreatif untuk menstimulasi rasa ingin tahu dan kreatifitas berpikir murid dalam menghadapi Era Society 5.0. 

Photo by olia danilevich: https://www.pexels.com/photo/little-girl-writing-on-a-notebook-5088181/ 
Photo by olia danilevich: https://www.pexels.com/photo/little-girl-writing-on-a-notebook-5088181/ 

Tanggung jawab moral tenaga pendidik sangat besar terhadap keberhasilan para murid. Banyak aspek yang perlu dipikirkan sebelum merumuskan rancangan program belajar. Kehadiran kurikulum merdeka yang memberikan kebebasan kepada para penggerak pendidikan pun memiliki dampak negatif yaitu ancaman ketertinggalan bagi guru yang masih menganut gaya mengajar konvensional.

Pendidik bebas menerapkan metode belajar mengajar yang dinilai efektif menunjang potensi kesuksesan hasil belajar. Oleh sebabnya, pembaharuan terhadap metode belajar perlu dilakukan terus menerus karena tidak ada metode yang mutlak untuk menjawab ragam tuntutan belajar dari waktu ke waktu.

Pilihan ganda atau multiple choice pertama kali dikemukakan oleh Frederick J Kelly pada tahun 1914 dengan tujuan untuk menilai kemampuan murid memahami bacaan (bukan menghafal). Gambaran jelas bentuk soal yang diberikan berdasarkan konsep awal dari Frederick adalah sebagai berikut: 

multiple choice_kelly https://s3.amazonaws.com/audreywatters/multiplechoice_kelly.jpg
multiple choice_kelly https://s3.amazonaws.com/audreywatters/multiplechoice_kelly.jpg

https://s3.amazonaws.com/audreywatters/multiplechoice_kelly.jpg
https://s3.amazonaws.com/audreywatters/multiplechoice_kelly.jpg

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun