Semua bisa menjadi influencer.Â
Bukan tentang beradu siapa yang kuat mental dengan menjadi sorotan publik dan eksposure yang besar atau terlalu idealis. Namun, tentang siapa yang mampu konsisten mempertahankan identitas diri dan konten yang disajikan. Tidak gampang tergoda mengikuti tren yang sedang viral.Â
Tantangannya sangat besar dikarenakan tugasnya memengaruhi keputusan audiens terhadap sesuatu, sehingga tuntutan pekerjaannya dikontrol oleh minat pasar. Disinilah influencer dituntut untuk menemukan strategi marketing jitu agar tetap laku dan menjual.Â
Semua bisa menjadi influencer.Â
Kebutuhan influencer membawa pengaruh baik pada segi ekonomi dan pemasaran. Termasuk di dalamnya membangun lingkungan komunitas digital untuk menyebarkan hal-hal positif (komunitas penari, jurnalis, penulis, pelukis, penyiar , pemusik, pecinta olahraga dll). Interaksi yang lebih intens dengan para followers menjadi ruang yang dapat dimanfaatkan oleh influencer untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang suatu isu hangat yang sedang berkembang di masyarakat.Â
Semua bisa menjadi influencer. Â
Peran influencer dapat merubah sistem tatanan nilai sosial yang berlaku di masyarakat. Kok bisa? Inovasi dari influencer dalam hal apapun yang dia lakukan secara otomatis akan memengaruhi para followers di sosial media. Contoh konkretnya seperti influencer fashion dan beauty.Â
Tidak dipungkiri bahwa influencer memiliki power yang besar dalam dunia digital. Mereka dapat memilih dengan brand untuk berkolaborasi dan produk apa yang ingin dipromosikan baik secara mandiri atau terikat dengan supplier.Â