Mohon tunggu...
Selly Mauren
Selly Mauren Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis lepas

Writing is my daily journal. Welcome to my little blog. Hope the articles will inspire all the readers.

Selanjutnya

Tutup

Roman Artikel Utama

Cerpen: Melukis Panorama

25 Agustus 2023   00:27 Diperbarui: 26 Agustus 2023   21:52 678
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berkendara sejauh yang kau mampu,
nikmati dunia dengan cara berbeda. 

Itulah motto hidup Kaluna, seorang gadis 17 tahun penggemar kendaraan bermotor. Ia terinspirasi dari Ayahnya yang juga tergabung dalam kelompok anak motor. 

Merayakan ulang tahunnya yang ke 17 sekaligus resmi mendapatkan SIM, ayahnya mewariskan motor kesayangan beliau kepada Kaluna. 

Katanya, "meskipun motor ini usianya lebih tua dari kamu, tapi kekuatan mesinnya masih gaspol." Kaluna adalah anak satu-satunya, sehingga tidak heran jika sejak kecil ayahnya mengajarkan berbagai macam seluk beluk tentang motor dan cara merawatnya. 

Meskipun diperlakukan layaknya anak laki-laki sejak kecil, Kaluna tumbuh sebagai gadis yang anggun dan tampilannya sangat feminin. 

Jika tidak mengenalnya lebih dekat, pasti siapapun tidak akan mengira bahwa gadis cantik ini adalah penggila otomotif motor. Di sekolah ia tidak memiliki teman yang bisa diajak ngobrol tentang motor. Ia juga merasa malu jika anak laki-laki menganggapnya aneh karena kesukaannya yang berbeda dari gadis remaja pada umumnya.

Apalagi motor yang digunakan adalah motor jadul. Makin dianggap tidak keren oleh teman-teman sekolah, begitu isi kepalanya. Hingga suatu saat ia bertemu dengan Arsa, anak baru di kelasnya.

Arsa adalah murid pindahan dari kota besar. Ia masih merasa canggung dan cenderung menyendiri. Secara fisik, cukup oke berpotensi terkenal di kalangan murid perempuan. 

Namun, sifatnya yang dingin dan mengabaikan lingkungan sekitar membuat murid-murid lain enggan untuk mendekatinya.

Suatu hari, ia sengaja berlama-lama di dalam kelas supaya tidak bertemu dengan gerombolan para murid yang berhamburan keluar kelas untuk pulang. Hari itu ia tidak dijemput, sehingga terpaksa pulang sendiri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun