Memeroleh berbagai macam sudut pandang
Poin terakhir ini cukup kompleks untuk diajarkan kepada anak. Menurut saya, menjadi solid dan toleran tidak serta merta mengikuti aturan kelompok sosial tanpa pertimbangan kognitif. Artinya, anak juga memiliki hak untuk menyampaikan pikiran dan perasaannya atas aturan yang dirasakan tidak adil baginya. Orangtua, guru, dan orang dewasa lain perlu usaha ekstra untuk bernegosiasi dengan ana terkait hal tersebut jika anak sudah mampu diajak bernegosiasi. Pertimbangkan pula pikiran dan perasaan mereka karena masa pertumbuhan mereka berjalan dengan cepat begitu pula memengaruhi cara mereka memandang lingkungannya.Â
Berdasarkan pemaparan diatas, saya yakin kita semua setuju bahwa solidaritas dan toleransi penting ditanamkan sejak dini. Orangtua dan guru pada khususnya berperan krusial dan bertanggungjawab penuh dalam pendidikan karakter anak. Oleh karena itu, perlu mempertimbangan berbagai metode mengajar dan cara tepat untuk menstimulasi anak.Â
Misalnya, projek sosial sekolah seperti mengunjungi panti asuhan, mengunjungi sekolah pendidikan anak berkebutuhan khusus, mendorong anak untuk bergaul dengan tetangga di are komplek rumah, mengikutkan anak dalam komunitas-komunitas seni, dan kegiatan sosial lainnya. Semakin banyak anak dikenalkan dengan lingkungan yang baru dan berbeda dengannya, akan semakin mudah menumbuhkan karakter solidaritas dan toleransi sebagai pilar pengamalan nilai-nilai Pancasila.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H