Mohon tunggu...
Selly Mauren
Selly Mauren Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis lepas

Writing is my daily journal. Welcome to my little blog. Hope the articles will inspire all the readers.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Dilema Guru dalam Serba Serbi Merdeka Belajar: Bebas Leluasa Mengajar?

30 Mei 2023   22:35 Diperbarui: 30 Mei 2023   22:36 483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Alfin Auzikri: pexels.com

Meningkatkan kreatifitas guru mengekspresikan belajar mengajar

  • Inovasi gaya belajar mengajar berbeda sesuai perkembangan anak 

  • Mengembangkan kurikulum pendidikannya sendiri

  • Guru lebih tenang dan tidak terburu-buru memenuhi tuntutan pembelajaran karena mengikuti kecepatan belajar murid

  • Semarak merdeka belajar. 

    Semboyan baru dalam pendidikan Indonesia ini mengandung pesan akan harapan tinggi terhadap keberhasilan dan kelancaran proses belajar mengajar di sekolah. 

    Institusi pendidikan di Indonesia yang beragam dimulai dari Institusi Formal, Vokasional, dan Inklusi semuanya bertujuan yang sama yaitu memberikan layanan pendidikan yang merata bagi seluruh anak bangsa. Keberagaman kondisi dan kebutuhan belajar anak yang berbeda satu dengan yang lain sesuai level usia dan jenjang pendidikannya menuntut guru untuk terus berkembang dan beradaptasi dengan perubahan murid-muridnya. 

    Kiat-kiat mengatasi dilema guru dalam penyesuaian dan kesuksesan program merdeka belajar: 

    1. Tentukan tujuan belajar 

    Pada akhirnya pencapaian kesuksesan belajar tidak hanya tentang mendapatkan skor nilai tinggi di rapor. Hal ini ditunjukkan oleh 3 komponen utama penilaian kesuksesan belajar yaitu kognitif, afektif, dan perilaku. Menentukan presentase perbandingan 3 komponen tersebut menjadi kunci penting didasarkan pada penilaian guru terhadap perilaku belajar murid dan suasana kelas. 

    Misalnya kognitif (30%), afektif (40%), perilaku (30%) atau kognitif (40%), afektif (30%), perilaku (20%) dan seterusnya. Perilaku murid yang terlihat capek dan lelah saat memelajari materi pelajaran merupakan tanda bagi guru untuk meningkatkan komponen afeksi untuk mempertahankan keterlibatan murid di dalam kelas. Sebaliknya, apabila perilaku murid menunjukkan kesiapan menerima pelajaran maka presentase kognitif bisa lebih tinggi dibandingkan komponen lain. 

    1. HALAMAN :
      1. 1
      2. 2
      3. 3
      Mohon tunggu...

      Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
      Lihat Pendidikan Selengkapnya
      Beri Komentar
      Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

      Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun