Meningkatkan kreatifitas guru mengekspresikan belajar mengajar
Inovasi gaya belajar mengajar berbeda sesuai perkembangan anakÂ
Mengembangkan kurikulum pendidikannya sendiri
Guru lebih tenang dan tidak terburu-buru memenuhi tuntutan pembelajaran karena mengikuti kecepatan belajar murid
Semarak merdeka belajar.Â
Semboyan baru dalam pendidikan Indonesia ini mengandung pesan akan harapan tinggi terhadap keberhasilan dan kelancaran proses belajar mengajar di sekolah.Â
Institusi pendidikan di Indonesia yang beragam dimulai dari Institusi Formal, Vokasional, dan Inklusi semuanya bertujuan yang sama yaitu memberikan layanan pendidikan yang merata bagi seluruh anak bangsa. Keberagaman kondisi dan kebutuhan belajar anak yang berbeda satu dengan yang lain sesuai level usia dan jenjang pendidikannya menuntut guru untuk terus berkembang dan beradaptasi dengan perubahan murid-muridnya.Â
Kiat-kiat mengatasi dilema guru dalam penyesuaian dan kesuksesan program merdeka belajar:Â
Tentukan tujuan belajarÂ
Pada akhirnya pencapaian kesuksesan belajar tidak hanya tentang mendapatkan skor nilai tinggi di rapor. Hal ini ditunjukkan oleh 3 komponen utama penilaian kesuksesan belajar yaitu kognitif, afektif, dan perilaku. Menentukan presentase perbandingan 3 komponen tersebut menjadi kunci penting didasarkan pada penilaian guru terhadap perilaku belajar murid dan suasana kelas.Â
Misalnya kognitif (30%), afektif (40%), perilaku (30%) atau kognitif (40%), afektif (30%), perilaku (20%) dan seterusnya. Perilaku murid yang terlihat capek dan lelah saat memelajari materi pelajaran merupakan tanda bagi guru untuk meningkatkan komponen afeksi untuk mempertahankan keterlibatan murid di dalam kelas. Sebaliknya, apabila perilaku murid menunjukkan kesiapan menerima pelajaran maka presentase kognitif bisa lebih tinggi dibandingkan komponen lain.Â