Akhir-akhir ini publik dikejutkan dengan viralnya kabar perceraian mulai dari sosok terkenal hingga orang biasa. Kabar tersebut mendapatkan reaksi yang berbeda dalam masyarakat. Ada yang terkejut, menyayangkan terjadinya perceraian, hingga menyalahkan salah satu pasangan. Pasangan yang pernikahannya didasari oleh komitmen membina rumah tangga dengan saling mengasihi dan percaya pasti tidak menginginkan terjadinya perceraian. Sebagai orang luar, ada baiknya kita memposisikan diri jika menjadi pasangan yang bercerai.Â
Perceraian atau perpisahan adalah bagian dari perasaan duka atas kehilangan seseorang. Hal yang wajar terjadi apabila anda merasa sedih, kecewa, gagal, takut, sampai frustasi sekalipun. Memilih untuk berpisah berarti sudah siap menanggung semua konsekuensi. Perceraian pada keluarga yang sudah memiliki anak, pasangan memiliki tanggungjawab tetap mengasuh dan menjaga kesehatan emosional anak yang turut menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi pada keluarga. Putus dari kekasih yang sangat dicintai konsekuensinya adalah menghadapi kesulitan move on atau dalam kasus ekstrim sulit memulai hubungan dengan pasangan baru. Pada kasus lain, kehilangan sosok yang penting dalam hidup seperti orangtua tidak jarang juga dapat memengaruhi pola hubungan dengan lingkungan. Masalah personal lain seperti kehilangan pekerjaan berdampak pada kesehatan emosional seseorang. Oleh karena itu, dibutuhan usaha ekstra untuk memulihkan diri dari perasaan duka.Â
Berikut ini adalah beberapa cara untuk bertumbuh setelah berduka :Â
1. Berikan dirimu waktuÂ
Kehilangan sesuatu atau seseorang yang penting bagi kita bukanlah hal yang mudah. Biarkan diri anda memproses semua emosi sedih, marah, kesal, frustasi, penyesalan dan lain sebagainya. Tidak perlu berpura-pura kuat dan sanggup mengatasi semuanya. Melepaskan emosi-emosi negatif yang diekspresikan dan diterima akan membantu anda merasa lebih lega dan mengurangi beban.Â
2. Nikmati proses
Akan ada masanya anda merasa baik-baik saja, dan suatu waktu anda merasa kesal dan menangis. Putaran emosi naik turun tersebut wajar terjadi dan menjadi bagian dalam fase berduka. Pada tahap ini lakukan kegiatan yang membuat anda merasa lebih baik seperti berjalan di alam, mendengarkan musik, curhat, olahraga, dan lain sebagainya.Â
3. Setiap hari ada kesempatan baru
Bertumbuh menjadi lebih baik dibantu dengan menumbuhkan pola pikir yang positif setiap harinya. Sampaikan pada diri sendiri target yang ingin dicapai pada hari tersebut membantu anda mampu fokus pada tujuan. Alihkan perhatian pada kegiatan yang bermanfaat dan membuat anda bersemangat. Mengelilingi diri anda dengan keluarga, teman, kerabat yang memberikan energi positif dan membuat anda merasa lebih baik. Anda berhak menentukan batasan siapa yang boleh dan tidak boleh berinteraksi dengan anda. Â
4. Berterimakasih pada diri sendiri
Mungkin kalimat ini terdengar klise untuk anda. Namun, berterima kasih pada diri sendiri terbukti secara ilmiah meningkatkan rasa bersyukur, kebahagiaan, kepuasan terhadap diri sendiri. Memberikan apresiasi dan penghargaan pada diri sendiri karena sanggup melewati waktu sulit terbukti berdampak pada emosi yang positif dan terhindari dari resiko depresi.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H