4. Knowing "Me As Self"
Seorang ahli Educational Psychologist dari Integrity Development Flexibility (IDF), Irene Guntur menjelaskan data sebanyak 87 persen mahasiswa di Indonesia salah jurusan. Mari kita telusuri ke belakang. Tidak hanya salah jurusan, banyak mahasiswa juga mengalami kebingungan akan pilihan hidupnya setelah menyelesaikan SMA. Akibatnya, kuliah adalah pilihan terakhir yang diambil agar tetap produktif atau sekedar menuruti keinginan orangtua. Sangat disayangkan bukan? Menghabiskan banyak energi dari sisi mental, materi, dan waktu namun hasilnya tidak sebanding. Ijazah tanpa skill rasanya kurang meyakinkan untuk berkarir di dunia persaingan kerja di era sekarang.Â
Oleh karena itu, penting sekolah mengutamakan fokusnya untuk membantu anak mendalami dirinya sendiri. Mengenali potensi, minat dan bakatnya secara personal. Usaha sekolah yang patut diacungi jempol dengan pengadaan psikotes minat dan bakat. Asalkan diikuti dengan proses lanjutan bimbingan dan konseling tentang rencana karir ke depan. Tahap negosiasi antara murid, sekolah, dan orangtua terkait keputusan pribadi murid terhadap masa depannya. Misalnya, "apa minat dan passion-nya dalam bidang pekerjaan?; program jurusan apa yang akan dipilih saat kuliah?; pilihan pekerjaan yang mungkin dijalani di masa depan?; bahkan sampai keputusan melanjutkan kuliah atau tidak" adalah sebagian contoh dari sekian banyak hal yang perlu dipertimbangkan untuk masa depannya.
Kesimpulannya, fungsi sekolah bukan hanya pencetak nilai akhir dalam ijazah. Namun, mempersiapkan anak dan para murid menghadapi dunia yang sebenarnya adalah yang seharusnya dijalankan. Oleh sebab itu, dibutuhkan kerjasama sukarela dari orangtua dan pendidik sebagai support system yang mempersiapkan jalur masa depan anak. Melatih 4 keterampilan dasar yang telah dipaparkan di atas bukanlah hal yang mudah. Sudah pasti akan ada banyak tantangan yang menjadi bagian cerita dalam perjalanan karir sebagai seorang pendidik. Diharapkan Pemerintah dapat membentuk suatu sistem kurikulum yang mengimplementasikan 4 skill tersebut. Selain itu, Pemerintah perlu mempertimbangkan kesejahteraan pendidik dengan memberikan reward sebanding dengan pelayanan yang diberikan.Â
Akhir kata, terima kasih saya sampaikan kepada para pendidik yang bertanggungjawab dan berintegritas menjalankan tugasnya. Salam hangat dari alumni 3 sekolah dan 1 sekolah tinggi.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H