Saat tumbuh sebagai pribadi dewasa, kita mulai mengembangkan minat dan preferensi sendiri. Pada tahap ini lah terjadi masalah, dimana tuntutan lingkungan ditetapkan lebih tinggi dari yang dapat kita bayangkan. Fase yang rumit namun serius  mulai membuat kita merasa terancam dan merasa tidak aman (insecure).
Harapan lingkungan seperti "kamu harus segera menikah... kamu harus bekerja di perusahaan besar bla bla bla" seolah-olah mereka memiliki kekuatan kendali atas diri kita sendiri.Â
Kejadian-kejadian tersebut secara tidak sadar membentuk diri kita sebagai pribadi people pleaser. Masalah utama people pleaser adalah ketidakmampuan mengekspresikan perasaan dan ketergantungan pada perasaan orang lain. Seperti dikekang, people pleaser merasa tidak diperbolehkan untuk menyatakan pikiran dan perasaannya.Â
Mengahadapi masalah tersebut, perlu ditetapkan batasan yang jelas dalam hubungan apapun seperti keluarga, pertemanan, pasangan, rekan kerja dan lain sebagainya. Berikut ini adalah beberapa ulasan tentang manfaat personal boundaries terhadap kesehatan mental:
1. Mengutamakan dirimu sendiri
Bukan hal yang egois mengutamakan perasaanmu lebih dulu dibandingkan orang lain. Kamu mungkin pernah mengalami dilema antara memikirkan perasaan orang lain atau dirimu sendiri.Â
Hal tersebut wajar dan normal, mungkin itulah pengaruh dari pola asuh yang diberikan selama ini. Namun, tahukah kamu terlalu sering merasa bertanggungjawab atas perasaan orang lain adalah tanda luka batin?Â
Setiap orang berhak merasakan berbagai macam emosi. Kamu tidak bertanggungjawab atas emosi yang dirasakannya. Kamu boleh membantunya mengatasi masalah emosionalnya namun pikirkan dirimu juga.Â
Tidak ada salahnya memberikan kesempatan dan kepercayaan bahwa dia mampu mengurus dirinya sendiri. Apa yang bisa kamu lakukan adalah menerima dan validasi perasaannya sudah cukup untuk membuatnya merasa lebih baik.Â
2. Â Membuat mereka menghargaimuÂ