Ya, tidak dipungkiri kecanggihan teknologi telah menggantikan peran manusia dalam bekerja. Belum lagi pada peran penting seperti membuat kesimpulan dan pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan mudah dan cepat oleh AI. Layaknya pedang bemata dua, AI teruji membantu efisiensi dan efektivitas manusia dalam bekerja sekaligus mengancam hak otoritas dan kapabilitas.
4. Kemanan Privasi
Hilangnya rasa aman terhadap perlindungan privasi menjadi ancaman berikutnya. Informasi seperti identitas diri, riwayat kesehatan, keuangan, anggota keluarga, rekan, kerabat dan lain sebagainya dengan mudah dapat diakses lewat internet.
Hal ini dikhawatirkan berdampak pada tingginya tingkat kriminalitas. Kabar buruknya hingga saat ini developer AI masih belum bisa menjamin keamanan data konsumen. Apa yang bisa dilakukan? Sebagai pengguna teknologi kita perlu belajar lebih awal untuk memilah informasi apa yang perlu dan tidak perlu dibagikan di internet.
5. Ketergantungan terhadap AI
Banyak diskusi para peneliti termasuk analis teknologi tentang hubungan manusia dengan AI setidaknya dimulai pada tahun 2030. Diperkirakan pada tahun 2030 sistem AI sudah semakin banyak berkembang dan memulai hubungan rumitnya dengan manusia.
Muncul pertanyaan "apakah manusia akan berfungsi seoptimal sekarang?" Pew research center melakukan survey pada para pemimpin di Amerika dan hasilnya adalah 63% optimis bahwa manusia masih memiliki otoritas di masa depan sedangkan 37% sisanya memilih AI akan berperan lebih banyak.
We need to work aggresively to make sure technology matches our values - Erik Brynjolfsson, director of the MIT Initiative on the Digital Economy and author of “Machine, Platform, Crowd: Harnessing Our Digital Future,”
Apakah manusia akan tergantikan sepenuhnya oleh mesin? Saya pikir tidak. Manusia memiliki kualitas kemampuan kognitif yang tidak dimiliki oleh mesin yaitu :
1. Kemampuan berpikir kreatif