Apakah kamu sering cemas mengenai masa depanmu?
Apakah kamu sering merasa takut gagal di masa depan?
Hati-hati.. Jangan- jangan kamu sedang mengalami Quarter Life Crisis!
Tapi, sebenarnya apa sih Quarter Life Crisis itu?
Menurut Robbins & Wilner (2001), Quarter Life Crisis merupakan suatu kondisi dimana seseorang mengalami krisis identitas, merasa khawatir, putus asa, cemas dan juga merasa tidak memiliki arah tujuan dalam hidup. Hal ini terjadi karena ketidaksiapannya terhadap perubahan dari masa remaja akhir menuju dewasa awal. Quarter Life Crisis biasanya terjadi di usia 18-29 tahun.
Sebenarnya wajar kalau cemas mengenai masa depan kamu. Namun, jangan terlalu berlebihan. Cemas dan takut secara berlebihan, malah akan berdampak negatif pada diri sendiri. Salah satunya dapat menimbulkan stres (Putri, 2019).
Kira-kira, gimana sih cara mengatasinya?
Ini ada beberapa tips untuk mengatasi Quarter Life Crisis menurut Putri (2019):
Berhenti membandingkan dan mulailah melakukan sesuatu
Ingatlah! Setiap orang memiliki potensi dan pilihan yang berbeda-beda. Kamu tidak wajib punya arti "sukses" yang sama dengan orang lain. Karena setiap orang memiliki arti "sukses" yang berbeda. Jadi berhentilah membandingkan dirimu dengan orang lain dan fokus melakukan sesuatu untuk mencapai impianmu.
Cari dukungan sosial dari orang terdekat
Dengan bercerita pada orang terdekat, kemungkinan akan meringankan beban yang kamu rasakan. Bisa jadi dia memiliki solusi atas permasalahan yang kamu rasakan. Namun jika tidak ada, setidaknya ada orang yang mendengarkan keluh kesahmu. Dengan adanya support system, kamu tidak akan merasa sendirian.
Coba hal baru
Agar kamu dapat mengembangkan pemahaman tentang diri kamu, cobalah untuk mengeksplor hal-hal baru. Bisa jadi setelah kamu mencoba hal-hal baru, kamu jadi tahu passion dan minat kamu.
Berkonsultasi ke Psikolog
Apabila kamu merasa tidak mampu menghadapi Quarter Life Crisis yang kamu rasakan, sebaiknya kamu minta bantuan ke profesional. Bukan berarti kamu dianggap sakit jiwa ya karena datang psikolog. Namun, dengan perginya kamu ke psikolog menandakan kamu peduli dengan kesehatan mental kamu.
Nah itulah dia mengenai Quarter Life Crisis. Apabila kamu sedang mengalami Quarter Life Crisis, jangan menyerah ya!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H