Mohon tunggu...
Selly Jo
Selly Jo Mohon Tunggu... Lainnya - Penunggang Badai yang suka memungut cerita

just common people

Selanjutnya

Tutup

Puisi

=Perempuan itu=

9 Oktober 2010   14:13 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:34 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

dengan sendal kuningmu,

selalu tertuju,pada penciptamu..

P: Sandal kuning dan kaki yg cantik membuka cakrawala berpkr bahwa hidup itu paradoks. .

hitam putih, kotor bersih, tawa tangis, benci cinta. . .

terlukis dalamsebuah kanvas ditangan seorang Maestro. . .

sehabis gurat hitam pasti ada putih, kotor akan luruh dibasuh mjd bersih...

tangis akan diubah jadi tawa, benci akan luruh diganti cinta. . .

ketika saat itu terjadi. . .jiwamu akan tersenyum dan berkata aku mau hidup seribu tahun lagi. . .

Dan pada satu ruang yang lain..............

P : berdiri dipenghujung malam....

meraba dalam gelapnya...

mencari arti dari sebuah hati....

L :saat kaki tak bisa berdiri..

saat tangan tak mampu memegang..

aku hanya bisa meradang..

P : bertanya pada langit....

bertanya pada awan

bertanya pada ilalang

semua menggeleng...

kemana lagi harus kucari...

L: tentang kembara hati..

di sebuah pantai yg selalu iri..

bila saja engkau tahu..

ketika hanya padamu hati ku berlabuh

seluruh cinta sesungguhnya kan luruh..

P : dalam samudera tak bertepi

merangkai lagi serpihan hati

menyulamnya dengan benang kasih

L: dari reruntuhannya kemarin hari..

hingga terselip dalam hati..

katakanlah kau mencintai satu kali

aku akan mencintaimu seribu kali..

katakanlah kau merinduiku hari ini..

aku kan merinduimu setiap hari..

P: hingga tak ada lagi kata yang mampu mewakili

betapa cinta itu sudah terpatri...

terpahat dipusara hati

hingga hari ini...

Perempuan itu.........

berhenti sejenak........

pandangannya menerawang jauh......

mencoba menembus lorong-lorong waktu didepannya.......

ia pun tersenyum.........

katanya : "aku tidak peduli apa yang ada didepan sana.....aku bahagia dengan apa yang ada sekarang......dan itu cukup bagiku....."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun