Mohon tunggu...
Selly Beauty Wahayu
Selly Beauty Wahayu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Journalism Enthusiast

If you are living your life without giving an 'f', you are only living a li[ ]e.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Pancasila sebagai Akal Perisai Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

18 April 2022   20:37 Diperbarui: 18 April 2022   23:24 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat yang disertai pertanggungjawaban terhadap Tuhan yang Maha Esa, memperkuat persatuan dan mempererat kesatuan bangsa, dan dengan tujuan keadilan dan kesejahteraan sosial.

5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia 

Mewujudkan keadilan dalam kebersamaan.

Pancasila dikatakan sebagai sistem filsafat, yakni gagasan ide Soekarno tentang Philosophische Grondslaag, dari kata lag (norma), grands (dasar), dan philosophische yang berarti bersifat filsafat dalam bahasa Belanda. Serta Weltanschauung, dari kata anshcauung (pandangan mendasar) dan welt (dengan dunia), mengandung unsur agama, budaya, dan adat istiadat. 

Sifat filsafati Pancasila dibuktikan dengan koherensi nilai-nilai yang berbeda tetapi saling melengkapi, pola yang menyeluruh tentang kehidupan dan dinamika masyarakat, fundamen untuk menghadapi diri sendiri, sesama manusia dan Tuhan, serta bersifat spekulatif yang mendasari penalaran logis dan pangkal tolak pemikiran tentang sesuatu. Pancasila bukanlah sebuah ideologi yang kaku dan tertutup. Pancasila merupakan ideologi terbuka yang bersifat aktual dan dinamis, yang mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman.

Lalu, apakah Pancasila selalu bertentangan dengan Ideologi lain? Pancasila VS Ideologi Asing

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun