Mohon tunggu...
selichaplin
selichaplin Mohon Tunggu... Freelancer - panjang umur perjuangan

belajar

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pansos Boleh, Caranya Harus Elegan

3 November 2022   17:18 Diperbarui: 3 November 2022   17:56 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malah yang lucu, mundurnya penandatanganan RKPD itu justru karena Ganjar ingin agar di dalam rancangan tersebut, isinya yang juga terkait dengan anggaran bisa berpihak pada rakyat. Anggota dewan yang mengkritik Ganjar, malah membuka aibnya sendiri.

Di berita detikcom, anggota dewan bernama Benny itu mengaku tak tahu yang menjadi ihwal Ganjar tak kunjung meneken RKPD. Usut punya usut, karena Ganjar melihat banyak pos anggaran yang menumpuk dan mestinya bisa dimaksimalkan untuk rakyat.

Kan sebenarnya malah baik. Ganjar tidak asal teken dan memperhatikan betul pos-pos anggaran dan bagaimana memaksimalkannya untuk rakyat. Bayangin aja, puluhan miliar masa khusus untuk membiayai perjalanan dinas anggota dewan? Malah ada ratusan miliar dana aspirasi dewan yang menumpuk di saru kabupaten saja.

Sementara itu bisa dikurangi dan dialihkan untuk penanganan kemiskinan di daerah-daerah yang masih kategori merah. Bukan main... Segitu telitinya Ganjar mendedah RKPD, justru membuktikan kalau kader banteng itu berupaya memberikan rancangan yang lebih pro rakyat. Gitu kan seharusnya diketahui oleh bapak anggota dewan yang terhormat sebelum interupsi.

Saya malah curiga, itu cuma sedikit upaya mendiskreditkan kinerja Ganjar. Karena Ganjar saat ini jadi sorotan sebab digadang-gadang sebagai Capres terkuat. Atau malah lagi pansos ya? Karena PKB juga lagi butuh banyak perhatian supaya Ketua Umumnya juga bisa kena spotlight-nya Ganjar yang terang benderang. Kalau iya, mbok ya dengan cara yang lebih elegan. Seperti kata Bunda Corla, mau pansos terserah tapi jangan jelek-jelekin dong. Hehehe

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun