Malah yang lucu, mundurnya penandatanganan RKPD itu justru karena Ganjar ingin agar di dalam rancangan tersebut, isinya yang juga terkait dengan anggaran bisa berpihak pada rakyat. Anggota dewan yang mengkritik Ganjar, malah membuka aibnya sendiri.
Di berita detikcom, anggota dewan bernama Benny itu mengaku tak tahu yang menjadi ihwal Ganjar tak kunjung meneken RKPD. Usut punya usut, karena Ganjar melihat banyak pos anggaran yang menumpuk dan mestinya bisa dimaksimalkan untuk rakyat.
Kan sebenarnya malah baik. Ganjar tidak asal teken dan memperhatikan betul pos-pos anggaran dan bagaimana memaksimalkannya untuk rakyat. Bayangin aja, puluhan miliar masa khusus untuk membiayai perjalanan dinas anggota dewan? Malah ada ratusan miliar dana aspirasi dewan yang menumpuk di saru kabupaten saja.
Sementara itu bisa dikurangi dan dialihkan untuk penanganan kemiskinan di daerah-daerah yang masih kategori merah. Bukan main... Segitu telitinya Ganjar mendedah RKPD, justru membuktikan kalau kader banteng itu berupaya memberikan rancangan yang lebih pro rakyat. Gitu kan seharusnya diketahui oleh bapak anggota dewan yang terhormat sebelum interupsi.
Saya malah curiga, itu cuma sedikit upaya mendiskreditkan kinerja Ganjar. Karena Ganjar saat ini jadi sorotan sebab digadang-gadang sebagai Capres terkuat. Atau malah lagi pansos ya? Karena PKB juga lagi butuh banyak perhatian supaya Ketua Umumnya juga bisa kena spotlight-nya Ganjar yang terang benderang. Kalau iya, mbok ya dengan cara yang lebih elegan. Seperti kata Bunda Corla, mau pansos terserah tapi jangan jelek-jelekin dong. Hehehe
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H