Si kakak memegangi adiknya, saya membawa kursi roda menaiki eskalator. Sampai di toko buku, kakak beradik tampak asyik membaca buku sebelum akhirnya membawa pulang beberapa buku untuk dibaca di rumah.
Anak-anak senang ke toko buku itu, karena di sana ada beberapa buku edisi terbaru yang sengaja dibuka untuk dibaca-baca di tempat.
Oya, untuk masalah toilet, saat itu di mall tersebut tidak ada toilet khusus untuk penyandang disabilitas. Karena anak saya masih kecil, saya ijin ke penjaga toilet untuk menggunakan toilet wanita.
Pengalaman mendampingi si bungsu dalam masa pemulihan, saat harus memakai kursi roda untuk melakukan aktivitasnya sehari-hari membuat saya makin bisa memahami kebutuhan para penyandang disabilitas yang seumur hidupnya harus memakai alat bantu atau perlu dukungan orang lain dalam melakukan aktivitas tertentu.Â
Meskipun mereka ingin mandiri dan tak ingin merepotkan orang lain, namun ada kalanya berbagai keterbatasan itu membuat mereka tetap memerlukan orang lain. Akan lebih baik bila tersedia fasilitas yang memudahkan aktivitas mereka, semoga ke depan semakin banyak dibangun sarana dan prasarana yang ramah bagi kaum disabilitas.
Oya satu lagi yang tak kalah penting, perlakukan penyandang disabilitas dengan baik, seperti kita pun ingin diperlakukan.Â
Tak ada seorang pun yang mau mengalami hal demikian, tapi bukankah setiap manusia mempunyai kelebihan dan juga kekurangan?Â
Kita juga pasti punya kekurangan dan kelebihan. Jadi mari kita saling menghormati dan menghargai.
Selamat Hari Disabilitas 2021!
 Jakarta, 9 Desember 2021
Seliara (Artikel ke-141)