Apakah Inner Child Itu?
Dilansir dari Psychology Today, inner child adalah sekumpulan peristiwa masa kecil -baik dan buruk- yang membentuk kepribadian seseorang seperti sekarang ini.
Setiap orang memiliki inner child yang melekat erat dalam diri dan bertumbuh bersama individu itu hingga dewasa.
Inner child adalah sosok anak kecil yang tinggal di dalam diri kita. Sadar tidak sadar, semua orang pasti memiliki inner child-nya masing-masing. Secara psikologis, inner child diartikan sebagai sifat dan sikap kekanak-kanakan yang terus kita bawa tanpa sadar, sampai kita beranjak dewasa.
Inner child juga digambarkan sebagai sisi dari diri kita yang tidak bertumbuh. Sisi ini tetap menjadi anak-anak, dan memegang erat semua memori kita semasa kecil, baik dan buruk.
Melansir dari healthline.com, menurut Dr. Diana Raab, seorang penulis dan psikolog research, inner child dapat membantu kita memutar memori ke tahun-tahun yang lebih ringan dan tanpa beban, semua itu berhubungan dengan kegembiraan masa kanak-kanak. Hal itu bisa menjadi cara yang sangat baik untuk menghadapi masa-masa yang menantang di masa sekarang.
Namun sayangnya, tidak semua orang mengasosiasikan masa kecil dengan keceriaan dan kesenangan. Jika saat kecil kita mengalami pengabaian, trauma, atau rasa sakit emosional lainnya, inner child kita bisa terluka dan akan tampak kecil, rentan, serta membutuhkan perlindungan.
Mengapa Inner Child Bisa Terluka?
Inner child bisa terluka disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya :
- Lingkungan keluarga yang kurang harmonis
- Kehilangan orangtua atau anggota keluarga yang sangat dekat
- Kekerasan fisik, emosional dan seksual
- Pengabaian
- Penyakit serius
- Perundungan atau bullying yang didapatkan semasa masih anak-anak
- Terdapat kekerasan dalam rumah tangga
- Terpisah dari keluarga, dan lain-lain
Ciri-ciri Inner Child yang Terluka
Berikut adalah ciri-ciri dari inner child yang terluka: