Pun bila kita bisa membantu, hal itu bukan atas dasar karena kita takut, terpaksa atau khawatir atas penilaian orang lain terhadap kita. Kita melakukan sesuatu, karena kita mau, mampu dan bahagia melakukannya.
4. Ada kalanya kita harus mengutamakan diri sendiri
Kita membutuhkan energi dan sumber daya emosional untuk membantu orang lain. Jika kita tidak menjaga diri sendiri, kita tidak akan mampu melakukan apa pun untuk orang lain. Ada kalanya mendahulukan kebutuhan kita sendiri itu tidak selalu egois, justru sehat.
Melansir dari healthline, Erika Myers, seorang terapis di Bend, Oregon, mengatakan bahwa tidak apa-apa menjadi orang yang memberi dan peduli, namun penting juga untuk menghormati dan memenuhi kebutuhan kita sendiri.
Jika memang kita tidak bisa, jangan ragu untuk berkata 'tidak'. Ini lebih baik daripada kita memaksakan diri dan tidak bisa mengatakan 'tidak', tapi akhirnya kita merasa terbebani dan waktu kita habis untuk mengurusi masalah orang lain hingga tak tersisa untuk diri sendiri.
Membuat orang lain senang, memang menyenangkan. Tapi apa artinya bila itu membuat kita lupa menghargai dan mencintai diri sendiri?
5. Karena kita bukan pizza
Melansir dari scienceofpeople.com, kita tidak bisa menyenangkan semua orang karena kita bukan pizza.
Dalam suatu acara kumpul-kumpul, biasanya mereka tak lupa membawa pizza. Pizza itu enak dan tidak ada yang salah dengan satu atau dua potong pizza yang enak. Dan semua orang yang hadir pada acara itu menyambut dan suka dengan pizza.
Tapi kita bukanlah sepotong pizza, sekeras apapun kita berusaha, kita tidak akan bisa menyenangkan semua orang.
Tapi ngomong-ngomong tentang pizza, walau banyak orang yang suka, di luar sana, pasti ada juga orang yang tidak suka pizza.