(Video kenangan ada di akhir artikel)
Senja itu kuterima kabar tentang kepergianmu
Hatiku bergetar, ada gerimis menderas, tidak percaya kau akan pergi secepat itu
Kau pergi meninggalkan semua orang yang mencintai dan kau cintai
Kau pergi tinggalkanku yang hanya bisa menangis kehilanganmu
Kau adalah salah satu sahabat terbaik yang pernah hadir dalam hidupku
Teringat perkenalanku denganmu sekitar 5 tahun yang lalu
Saat anak-anak kita mulai masuk di sebuah sekolah negeri boarding di lembah Bambu Apus
Kau salah satu orang tua yang aktif dan selalu ringan tangan membantu siapapun yang membutuhkan
Tak terkecuali aku saat itu
Kau yang membuat semua yang rumit menjadi mudah dan sederhana
Kau yang selalu ceria dan mencairkan suasana
Setelah beberapa waktu perkenalan kita, baru kutahu ternyata kau adalah seorang Ibu Lurah
Ah, kukira guru-guru hanya bercanda saat memanggilmu Bu Lurah
Ternyata engkau memang seorang lurah beneran, wah aku tambah salut padamu
Sebagai seorang ibu merangkap Ibu Lurah (benar-benar kau yang menjadi Ibu Lurah dan bukan suamimu) kulihat kau sangat low profilÂ
Kau rangkul semuanya dengan sikap keibuan dan kasih sayangmu
Pantas kalau kau pun amat dicintai anak buahmu di kantor
Kau sangat perhatian pada mereka
Kau sering cerita kau banyak menghabiskan waktu di kantor dan di lapangan untuk mengurus semuanya
Waktu terus berjalan
Berbagai suka duka kita lalui bersama
Mengawal anak-anak kita melalui masa SMA yang agak 'menakjubkan' ini
Kita pun semakin akrab dan dekat
Ternyata kita punya hobi yang nyaris sama
Merawat bunga anggrek, menulis, memasak dan jalan-jalan
Pada akhirnya kau pun ikut komunitas bunga anggrek dan malah kau yang lebih aktif di sana
Kau rajin mengirimi aku bunga anggrek dan pupuk organik cair buatanmu sendiri
Kau pun cerita punya diary yang lengkap tentang anak-anakmu dan berbagai peristiwa penting
Kau bilang nanti bila sudah ada waktu, kau akan menuliskannya menjadi sebuah buku
Kau juga ingin diajari membuat video
Kita pun sudah berencana akan pergi bersama mengantar anak-anak ke Jogja, menengok anak-anak yang kuliah di Jepang dan banyak rencana lainnya
Ah, betapa manusia hanya bisa berencana dan Allah jua yang Maha Menentukan
Satu hal yang kuingat tentangmu adalah kau sangat cepat bila ada pengumpulan dana untuk yang membutuhkan
Kebetulan beberapa kali aku yang diberi amanah untuk menerima transferan sementara, sebelum akhirnya kita transfer ke yang berhak
Ada group whatapps kecil yang judulnya selalu berubah, tergantung siapa yang perlu menerima tanda tali kasih, beberapa berbelasungkawa karena Covid-19
Kau pun ada di group itu, namun tak pernah sedikit pun terbersit dalam hatiku bahwa suatu saat nama anandamu akan menjadi judul group itu, sebagai tanda sayang kami padamu
Kau hanya bilang, selagi masih hidup bersegeralah berbuat kebaikan, sekecil apapun itu, karena kita tidak tahu dari amal yang mana kita akan mendapatkan balasan dari perbuatan kita
Aku selalu mengingat kata-katamu itu, untuk bersegera melakukan kebaikan, selagi kita masih bisa
Jika saja ada sejuta kebaikan di dunia ini, kau adalah salah satunya
Kami semua mencintaimu, tapi Allah lebih menyayangimu
Selamat kembali ke haribaan-Nya, sahabatku tercinta
Semua kenangan indah tentang persahabatan kita akan selalu kuingat dan kukenang
Semoga Allah memberikan tempat terbaik di sisi-Nya
Aamiiin
Jakarta, 4 Agustus 2021
Seliara
Sebuat catatan tentang seorang sahabat terbaik yang lebih dulu berpulang ke haribaan-Nya
Teriring doa semoga pandemi Covid-19 segera berlalu dari bumi pertiwi, sudah terlalu banyak jiwa yang berpulang dalam kesendirian, sudah terlalu banyak kesedihan karena kehilangan
Semoga sehat kembali bumi kami
Aamiiin yaa Robba'alaamiinÂ
Sebuah video untuk mengenangmu, Sahabatku
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H