Mohon tunggu...
Seliara
Seliara Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Dentist

Bahagia berkarya dan berbagi sebagai wujud rasa syukur

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Pantai Penyusuk dan Legenda Penyu Busuk

6 Juli 2021   11:15 Diperbarui: 9 Juli 2021   22:09 1615
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi batu granit yang bertumpuk-tumpuk di Pantai Penyusuk. (Dokumentasi pribadi)

Pantai Penyusuk terletak di Pulau Bangka bagian utara. Pantai ini sangat asri karena dikelilingi oleh tumbuhan hijau. Hamparan batu granit beraneka ukuran membuat pantai ini terlihat makin cantik dan eksotik.

Pantai Penyusuk terletak di Kel. Remodong Indah, Kecamatan Belinyu, Kabupaten Bangka Utara. Pantai ini mempunyai hamparan pasir putih yang indah dengan limpahan batu granit serta pepohonan hijau yang membuat hawa sekitarnya menjadi lebih sejuk.

Pantai dengan bebatuan granit yang berlimpah

Ilustrasi tiket masuk Pantai Penyusuk. (Dokumentasi pribadi)
Ilustrasi tiket masuk Pantai Penyusuk. (Dokumentasi pribadi)
Ini adalah tiket masuk Pantai Penyusuk, cukup membayar Rp3000- per pengunjung. Harga tiketnya cukup terjangkau untuk menyaksikan pemandangan yang sangat indah.

Berikut ini adalah foto-foto Pantai Penyusuk yang banyak ditumbuhi pohon-pohon rindang, dengan hamparan pasir putih dan batu-batu granit berbagai ukuran. 

Ilustrasi Pantai Penyusuk. (Dokumentasi pribadi)
Ilustrasi Pantai Penyusuk. (Dokumentasi pribadi)
Ilustrasi batu-batu granit yang berlimpah di area Pantai Penyusuk. (Dokumentasi pribadi)
Ilustrasi batu-batu granit yang berlimpah di area Pantai Penyusuk. (Dokumentasi pribadi)
Ilustrasi perpaduan hijaunya pepohonan, bebatuan dan pasir putih yang bersih. (Dokumentasi pribadi)
Ilustrasi perpaduan hijaunya pepohonan, bebatuan dan pasir putih yang bersih. (Dokumentasi pribadi)
Ilustrasi pohon kelapa sebagai ciri khas pantai-pantai di nusantara. (Dokumentasi pribadi)
Ilustrasi pohon kelapa sebagai ciri khas pantai-pantai di nusantara. (Dokumentasi pribadi)
Ilustrasi bebatuan granit sebagai ciri khas pantai-pantai di Kepulauan Bangka Belitung. (Dokumentasi Pribadi)
Ilustrasi bebatuan granit sebagai ciri khas pantai-pantai di Kepulauan Bangka Belitung. (Dokumentasi Pribadi)
Ilustrasi batu granit yang bertumpuk-tumpuk di Pantai Penyusuk. (Dokumentasi pribadi)
Ilustrasi batu granit yang bertumpuk-tumpuk di Pantai Penyusuk. (Dokumentasi pribadi)
Ilustrasi bebatuan granit berukuran besar di Pantai Penyusuk. (Dokumentasi pribadi)
Ilustrasi bebatuan granit berukuran besar di Pantai Penyusuk. (Dokumentasi pribadi)
Pantai Penyusuk berjarak sekitar 104 km dari Kota Pangkal Pinang dapat ditempuh dengan kendaraan pribadi sekitar 2 jam. 

Pantai ini terlihat sepi dan jauh dari keramaian, hmm ... mungkin karena saya datang ke sana bukan saat akhir pekan, tapi sebenarnya sudah memasuki masa liburan sekolah. Mungkin karena masa pandemi, jadi banyak lokasi wisata yang sepi. Kedai-kedai penjual makanan juga terlihat sepi.

Kondisi pantai yang sepi berasa sedang berlibur ke pantai pribadi hehehe

Ilustrasi pantai yang benar-benar sepi. (Dokumentasi pribadi)
Ilustrasi pantai yang benar-benar sepi. (Dokumentasi pribadi)
Pantai Penyusuk terlihat bersih dan asri. Di lokasi ini tidak disarankan berenang karena ombak yang lumayan tinggi dan air laut yang bercampur dengan pasir halus.

Ilustrasi beberapa pulau kecil yang berada di dekat pantai. Kita bisa menyewa kapal nelayan untuk mencapai pulau-pulau kecil tersebut. (Dokumentasi pribadi)
Ilustrasi beberapa pulau kecil yang berada di dekat pantai. Kita bisa menyewa kapal nelayan untuk mencapai pulau-pulau kecil tersebut. (Dokumentasi pribadi)
Di sekitar pantai ini banyak pulau-pulau kecil. Kita bisa menggunakan kapal nelayan untuk mengunjungi pulau-pulau kecil di sekitarnya.

Tapi, saat itu saya tidak membawa baju ganti, jadi rencana berkunjung ke pulau-pulau sekitarnya terpaksa ditunda dulu.

Ilustrasi batu granit yang bertumpukan di Pantai Penyusuk. (Dokumentasi pribadi)
Ilustrasi batu granit yang bertumpukan di Pantai Penyusuk. (Dokumentasi pribadi)
Seperti halnya pantai di Pulau Bangka lainnya, Pantai Penyusuk pun juga menyajikan pemandangan yang cantik eksotik, perpaduan dari pasir pantai yang halus putih bersih, dengan banyak batu-batu granit yang saling bertumpukan. 

Tumpukan batu-batu berbagai ukuran di antara pasir putih itu membuat pemandangan semakin menakjubkan.

Ilustrasi pasir Pantai Penyusuk yang halus dan bersih. (Dokumentasi pribadi)
Ilustrasi pasir Pantai Penyusuk yang halus dan bersih. (Dokumentasi pribadi)

Pesona Pulau Bangka jaman dahulu

Ilustrasi Pelabuhan Tanjung Gudang, Belinyu. (Sumber: foursquare.com)
Ilustrasi Pelabuhan Tanjung Gudang, Belinyu. (Sumber: foursquare.com)
Di kawasan Pantai Penyusuk ini, terdapat sebuah pelabuhan yaitu Pelabuhan Tanjung Gudang. Pelabuhan ini mempunyai sejarah bagi masyarakat Pulau Bangka, inilah pelabuhan yang berjasa menghubungkan warga Bangka dengan kota-kota lain di Indonesia termasuk Jakarta. 

Namun, sekarang sepertinya pelabuhan itu sudah tidak seramai seperti jaman dahulu kala.

Ilustrasi Pelabuhan Tanjung Gudang, Belinyu. (Sumber: foursquare.com)
Ilustrasi Pelabuhan Tanjung Gudang, Belinyu. (Sumber: foursquare.com)
Dalam perjalanan menuju lokasi Pantai Penyusuk, kita akan melewati bangunan-bangunan berarsitektur kuno milik P.T. Timah pada jaman dahulu. 

Sebagian bangunan itu sudah banyak yang rusak dan sudah tidak terpakai. Beberapa bangunan sudah direnovasi dan menjadi rumah dinas bagi pegawai atau petinggi PT Timah. 

Sepanjang kiri kanan jalan banyak ditumbuhi pohon-pohonan, menandakan Pulau Bangka memiliki tanah yang cukup subur. Salah satu hasil bumi yang terkenal dari pulau ini adalah lada yang berkualitas tinggi.  

Oya, saya tidak sempat mampir ke Pelabuhan Tanjung Gudang dan tak sempat memfoto kondisi rumah-rumah dinas PT Timah yang sudah tidak terpakai lagi. Kami di mobil asyik mendengarkan cerita-cerita seru dari bapak driver kami yang sekaligus merangkap menjadi tour guide pada hari itu.

Legenda Pantai Penyusuk

Menurut cerita rakyat, pada jaman dahulu kala, hiduplah seorang raja dan permaisuri yang sudah lama tidak dikaruniai anak. Lalu sang permaisuri bermimpi didatangi seekor penyu dan diberikan sebuah kalung komala. 

Penyu yang datang dalam mimpi permaisuri itu berkata bahwa kelak sang permaisuri akan dikaruniai seorang anak perempuan, dan kalung komala itu bisa diberikan kepada sang bayi yang akan lahir.

Tak lama kemudian permaisuri mengandung dan melahirkan seorang putri yang sangat cantik yang diberi nama Putri Komala. Raja dan permaisuri sangat menyayangi dan memanjakan putrinya itu.

Pada suatu hari, permaisuri bercerita tentang seekor penyu yang datang dalam mimpinya dan memberikan kalung komala. 

Sang putri penasaran dan meminta ijin kepada orangtuanya untuk mencari penyu tersebut. Berbekal ijin sang raja dan pengawalan ketat pasukan kerajaan, sang putri akhirnya bertemu dengan penyu yang ada dalam mimpi sang permaisuri. 

Ternyata penyu itu berbau sangat busuk. Sang putri memanggil sang penyu dengan sebutan "penyu busuk", sang penyu tidak terima dengan panggilan itu dan berenang menuju ke laut. Sang putri terus mengejarnya hingga akhirnya hilang ditelan gulungan ombak.

Akhirnya pantai ini dinamakan Pantai Penyusuk, singkatan dari Penyu Busuk. Wallahu alam.

Entah dengan kebenaran cerita tersebut, yang pasti selalu ada moral dibalik sebuah kisah, yaitu sebaiknya kita tetap menghormati orang lain, apalagi seseorang yang baru dikenal. Misalnya memanggil seseorang dengan panggilan yang lebih sopan, bagaimanapun kondisinya, kita tak sepantasnya memanggil dengan panggilan yang bernada merendahkan.

***

Baiklah, demikian kisah tentang Pantai Penyusuk. Semoga pandemi segera berlalu, dan kita bisa segera mengunjungi tempat-tempat indah di belahan bumi pertiwi.

Salam hangat sehat selalu.

Jakarta, 6 Juli 2021

Seliara

Bagi Pembaca yang ingin mengetahui kisah perjalanan saya lainnya, silakan klik "Seliara Melukis Senja"
Tulisan lainnya tentang Bangka Belitung, silakan klik "Seliara Wonderful Babel"
Terima kasih

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun