Pantai Penyusuk terletak di Pulau Bangka bagian utara. Pantai ini sangat asri karena dikelilingi oleh tumbuhan hijau. Hamparan batu granit beraneka ukuran membuat pantai ini terlihat makin cantik dan eksotik.
Pantai Penyusuk terletak di Kel. Remodong Indah, Kecamatan Belinyu, Kabupaten Bangka Utara. Pantai ini mempunyai hamparan pasir putih yang indah dengan limpahan batu granit serta pepohonan hijau yang membuat hawa sekitarnya menjadi lebih sejuk.
Pantai dengan bebatuan granit yang berlimpah
Berikut ini adalah foto-foto Pantai Penyusuk yang banyak ditumbuhi pohon-pohon rindang, dengan hamparan pasir putih dan batu-batu granit berbagai ukuran.Â
Pantai ini terlihat sepi dan jauh dari keramaian, hmm ... mungkin karena saya datang ke sana bukan saat akhir pekan, tapi sebenarnya sudah memasuki masa liburan sekolah. Mungkin karena masa pandemi, jadi banyak lokasi wisata yang sepi. Kedai-kedai penjual makanan juga terlihat sepi.
Kondisi pantai yang sepi berasa sedang berlibur ke pantai pribadi hehehe
Tapi, saat itu saya tidak membawa baju ganti, jadi rencana berkunjung ke pulau-pulau sekitarnya terpaksa ditunda dulu.
Tumpukan batu-batu berbagai ukuran di antara pasir putih itu membuat pemandangan semakin menakjubkan.
Pesona Pulau Bangka jaman dahulu
Namun, sekarang sepertinya pelabuhan itu sudah tidak seramai seperti jaman dahulu kala.
Sebagian bangunan itu sudah banyak yang rusak dan sudah tidak terpakai. Beberapa bangunan sudah direnovasi dan menjadi rumah dinas bagi pegawai atau petinggi PT Timah.Â
Sepanjang kiri kanan jalan banyak ditumbuhi pohon-pohonan, menandakan Pulau Bangka memiliki tanah yang cukup subur. Salah satu hasil bumi yang terkenal dari pulau ini adalah lada yang berkualitas tinggi. Â
Oya, saya tidak sempat mampir ke Pelabuhan Tanjung Gudang dan tak sempat memfoto kondisi rumah-rumah dinas PT Timah yang sudah tidak terpakai lagi. Kami di mobil asyik mendengarkan cerita-cerita seru dari bapak driver kami yang sekaligus merangkap menjadi tour guide pada hari itu.
Legenda Pantai Penyusuk
Menurut cerita rakyat, pada jaman dahulu kala, hiduplah seorang raja dan permaisuri yang sudah lama tidak dikaruniai anak. Lalu sang permaisuri bermimpi didatangi seekor penyu dan diberikan sebuah kalung komala.Â
Penyu yang datang dalam mimpi permaisuri itu berkata bahwa kelak sang permaisuri akan dikaruniai seorang anak perempuan, dan kalung komala itu bisa diberikan kepada sang bayi yang akan lahir.
Tak lama kemudian permaisuri mengandung dan melahirkan seorang putri yang sangat cantik yang diberi nama Putri Komala. Raja dan permaisuri sangat menyayangi dan memanjakan putrinya itu.
Pada suatu hari, permaisuri bercerita tentang seekor penyu yang datang dalam mimpinya dan memberikan kalung komala.Â
Sang putri penasaran dan meminta ijin kepada orangtuanya untuk mencari penyu tersebut. Berbekal ijin sang raja dan pengawalan ketat pasukan kerajaan, sang putri akhirnya bertemu dengan penyu yang ada dalam mimpi sang permaisuri.Â
Ternyata penyu itu berbau sangat busuk. Sang putri memanggil sang penyu dengan sebutan "penyu busuk", sang penyu tidak terima dengan panggilan itu dan berenang menuju ke laut. Sang putri terus mengejarnya hingga akhirnya hilang ditelan gulungan ombak.
Akhirnya pantai ini dinamakan Pantai Penyusuk, singkatan dari Penyu Busuk. Wallahu alam.
Entah dengan kebenaran cerita tersebut, yang pasti selalu ada moral dibalik sebuah kisah, yaitu sebaiknya kita tetap menghormati orang lain, apalagi seseorang yang baru dikenal. Misalnya memanggil seseorang dengan panggilan yang lebih sopan, bagaimanapun kondisinya, kita tak sepantasnya memanggil dengan panggilan yang bernada merendahkan.
***
Baiklah, demikian kisah tentang Pantai Penyusuk. Semoga pandemi segera berlalu, dan kita bisa segera mengunjungi tempat-tempat indah di belahan bumi pertiwi.
Salam hangat sehat selalu.
Jakarta, 6 Juli 2021
Seliara
Bagi Pembaca yang ingin mengetahui kisah perjalanan saya lainnya, silakan klik "Seliara Melukis Senja"
Tulisan lainnya tentang Bangka Belitung, silakan klik "Seliara Wonderful Babel"
Terima kasih
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H