Sebenarnya ia tak ingin menerima uang tabungan anak tadi, tapi dia ingin menjaga harga diri sang anak dan ibunya, karena pasti akan ada rasa malu bila menerima sedekah darinya.Â
Dengan menerima uangnya, teman saya tadi berharap sang ibu dan anaknya akan terjaga harga dirinya dan sang anak pun akan bangga bisa membeli sepatu dengan hasil tabungannya sendiri. Â Hal itu akan menjadi pengalaman positif bagi sang anak untuk terus giat menabung dan bekerja keras, tak hanya mengandalkan bantuan atau pemberian orang lain.
Saya salut dengan prinsip teman saya tadi. Pantas saja tokonya selalu ramai dan berkembang. Selain berjualan offline, di masa pandemi ini dia juga membuka toko online. Mungkin karena kerja kerasnya, ditambah kebaikan hatinya lewat sedekah tadi, membuat usahanya lancar dan berkah.Â
Membeli dagangan pedagang kecil
Sang suami membeli barang jualan itu niatnya untuk membantu sang penjual. Supaya sang penjual tetap bersemangat berdagang dan berusaha. Karena itu akan jauh lebih baik daripada dia menjadi seorang peminta-minta.Â
Awalnya teman saya heran mengapa suaminya sering sekali membeli barang remeh temeh. Bahkan saat mereka sedang naik motor berdua, sang suami akan putar balik dan mengejar seorang bapak tua penjual apapun itu.
Karena sudah hafal dengan kebiasaan suaminya, teman saya segera membeli beberapa barang si bapak tua tanpa menawar. Bapak tua itu tampak bahagia, mungkin seharian dagangannya belum laku banyak.Â
Sang suami juga sering membeli bubur kacang hijau yang lewat di depan rumahnya. Ternyata bapak penjual bubur itu langganannya sejak dia kecil dulu. Hingga sekarang, bapak itu masih tetap berjualan bubur kacang hijau. Asisten rumah tangga di rumahnya sampai heran, karena setiap membeli tidak pernah dimakan, akhirnya asisten tumah tangganya yang makan bubur kacang hijau itu.
Kata teman saya, suaminya membeli untuk menolong si bapak itu agar tetap semangat berjualan dan harga dirinya juga terjaga, dibandingkan jika langsung memberikan uang, akan merendahkan harga dirinya dan pasti ada rasa malu saat menerimanya.
Kebetulan teman saya suka memasak, jadi barang-barang yang sudah dibeli suaminya itu akan diolah menjadi makanan yang lebih enak. Misal, buah pisang yang sudah terlalu masak akan diolahnya menjadi cake pisang dan dibagikan ke tetangga, buah pepaya yang tidak manis (belum tua) akan diolah menjadi cocktail buah. Begitulah, sehingga apapun yang dibeli suaminya tetap bermanfaat dan tidak mubazir. Semoga juga bisa menghadirkan rasa bahagia bagi siapa saja yang mencicipi masakannya dari barang-barang yang dibeli tadi.
Membeli barang remeh temeh dari penjual yang membutuhkannya adalah sedekah yang terbungkus dengan harga diri.
Urip iku urup