Mohon tunggu...
Seliara
Seliara Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Dentist

Bahagia berkarya dan berbagi sebagai wujud rasa syukur

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

7 Cara Bijak Mengelola Uang agar Tidak Boros!

11 Juni 2021   15:32 Diperbarui: 13 Juni 2021   21:45 1672
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menghitung pemasukan tiap bulan. Sumber: Gambar oleh Steve Buissinne dari Pixabay

"Penghasilanmu cukup untuk membiayai kebutuhanmu, tapi belum tentu cukup untuk membiayai gaya hidupmu"

Pengetahuan mengelola uang adalah sebuah keterampilan yang penting dimiliki oleh semua orang. Uang memang bukan segalanya. Tapi banyak hal yang tak bisa kita lakukan bila kita tidak mempunyai uang. 

Karena itu cara mengelola uang yang bijak harus kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kita bisa belajar cara mengelola uang melalui pengalaman orang tua, para pakar di bidang keuangan, teman-teman, internet dan lain-lain. 

Sebesar apapun penghasilan kita, bila kita tidak bisa mengelolanya dengan baik, maka akan percuma, akan habis begitu saja dan bahkan bisa menimbulkan penderitaan panjang. Pepatah mengatakan, bijak mengelola uang, kunci hidup tenang. Benar, karena banyak masalah muncul dari sebuah benda yang bernama "uang". 

Sebelumnya saya akan jujur, sebenarnya saya bukanlah orang yang pintar mengelola uang. Karena itu akhirnya saya banyak membaca dan mengulik pengalaman teman-teman dalam mengelola uang. 

Jadi sebenarnya tulisan ini saya buat lebih untuk diri saya sendiri, sebagai pengingat bahwa sebaik apapun tips dan metode mengelola uang, semua kembali kepada komitmen dan tanggung jawab kita dalam mematuhi rencana yang sudah dibuat, kecuali dalam kondisi yang benar-benar darurat. 

Baiklah, berikut ini adalah cara mengelola uang yang saya kumpulkan dari berbagai sumber. Semoga bermanfaat.

1. Hitung pemasukan tiap bulan

Ilustrasi menghitung pemasukan tiap bulan. Sumber: Gambar oleh Steve Buissinne dari Pixabay
Ilustrasi menghitung pemasukan tiap bulan. Sumber: Gambar oleh Steve Buissinne dari Pixabay
Tulis pemasukan tetap dan pemasukan tambahan. Pemasukan tetap adalah penghasilan yang jumlahnya sudah pasti. Pemasukan tambahan adalah pemasukan yang jumlahnya belum pasti, seperti lembur, bonus, penghasilan jualan online, serta penghasilan lain yang belum tentu.

Merencanakan keuangan dengan jumlah pendapatan tetap, akan memastikan bahwa kita memiliki cukup dana untuk membiayai keperluan hidup. 

Penghasilan tambahan pun akan terasa seperti kejutan dan bisa dimanfaatkan untuk membiayai kebutuhan jangka panjang atau kebutuhan tersier lainnya.

2. Buat catatan rencana pengeluaran

Ilustrasi catatan rencana pengeluaran. Sumber: kalindoland.co.id
Ilustrasi catatan rencana pengeluaran. Sumber: kalindoland.co.id
Membuat catatan rencana pengeluaran ini penting. Baik catatan pengeluaran bulanan, tahunan dan jangka panjang. 

Pengeluaran tahunan adalah dana yang harus disiapkan untuk mengantisipasi pengeluaran tahunan yang sudah pasti akan terjadi. Misal pengeluaran untuk Ramadan dan hari raya, pembelian hewan kurban, biaya pendidikan/kuliah anak tiap semester, biaya pajak kendaraan bermotor, liburan dan lain-lain.

Pengeluaran jangka panjang misal biaya perjalanan haji, uang masuk sekolah anak, menghadiri acara wisuda anak yang kuliah di luar negeri dan lain-lain.

3. Catat pengeluaran tiap bulan

Ilustrasi catatan pengeluaran bulanan. Sumber: Gambar oleh Firmbee dari Pixabay
Ilustrasi catatan pengeluaran bulanan. Sumber: Gambar oleh Firmbee dari Pixabay
Pengeluaran setiap bulan sebaiknya dicatat dalam buku khusus. Melansir dari klasika.kompas.id, menurut metode kakeibo, yaitu sebuah metode yang berbentuk seperti jurnal anggaran yang dipakai orang Jepang untuk membantu mengendalikan pengeluaran, disebutkan bahwa sangat penting untuk mencatat setiap pengeluaran.  

Jangan buang struk belanja. Bagi pengeluaran menjadi "Tetap", "Wajib", dan "Tak Wajib". 

Pengeluaran tetap adalah pengeluaran yang jumlahnya pasti dan harus dibayar, seperti sewa rumah/kredit rumah, kredit kendaraan, uang sekolah anak, dan lain-lain.

Pengeluaran wajib adalah pengeluaran yang jumlahnya berubah-ubah, namun tetap harus dibayar, misalnya: zakat profesi, biaya makanan, transportasi, tagihan listrik, tagihan telepon dan lain-lain.

Pengeluaran tak wajib adalah pengeluaran di luar pengeluaran tetap dan wajib, seperti memberi hadiah, saweran membantu orang lain yang kesusahan, uang jajan, hobi dan lain-lain.

4. Hitung sisa uang setelah dikurangi pengeluaran "tetap" dan "wajib"

Ilustrasi sisa uang setelah dikurangi pengeluaran. Sumber: Gambar oleh HeungSoon dari Pixabay
Ilustrasi sisa uang setelah dikurangi pengeluaran. Sumber: Gambar oleh HeungSoon dari Pixabay
Sekarang kita ingin tahu ada berapa sisa uang yang dimiliki, setelah pendapatan tetap dikurangi pengeluaran "tetap" dan "wajib". Sisa uang ini bisa dipakai untuk kebutuhan "tidak wajib" dan disimpan (ditabung) untuk membiayai kebutuhan tahunan dan jangka panjang. 

Melansir dari forbes.com, usahakan setiap bulan menyisihkan minimal 10% dari penghasilan untuk ditabung. Semakin besar prosentasi yang bisa kita tabung akan semakin bagus dan sehat keuangan kita.

5. Belanja dengan uang cash dan sistem amplop 

Ilustrasi belanja dengan uang cash dan sistem amplop. Sumber: finoo.id
Ilustrasi belanja dengan uang cash dan sistem amplop. Sumber: finoo.id
Ini menarik walau kelihatan jadul. Saya pertama kali mendengar sistem amplop dari orang tua. Jadi orang tua pada jaman dulu biasa menggunakan sistem amplop untuk mengelola pengeluaran. Ternyata sistem amplop ini juga menjadi andalan dari metode kakeibo di atas. 

Setiap awal bulan, ambil sejumlah uang dari ATM, lalu masukkan dalam amplop-amplop sesuai dengan jenis pengeluaran, seperti pengeluaran makanan, sewa rumah, biaya transportasi dan lain-lain. 

Bahkan adik saya memasukkan uang dalam amplop untuk pengeluaran harian, jadi dia menyediakan amplop sejumlah hari dalam satu bulan.

Dia meninggalkan kartu kredit dan debit di rumah dan memilih berbelanja menggunakan uang tunai. Katanya jika berbelanja menggunakan kartu kredit atau debit, akan berbeda rasanya saat dia menggunakan uang tunai dengan jumlah yang sama. 

Penasaran, saya akhirnya mencobanya. Dan benar saja, ada sedikit rasa berat saat menyerahkan uang tunai dengan jumlah yang cukup besar. Padahal saat saya membayar dengan kartu debit (dalam jumlah yang kurang lebih sama), semua terasa ringan.

Berikutnya, saya jadi berpikir dua kali sebelum memasukkan barang ke keranjang belanja, menimbang mana yang memang menjadi kebutuhan atau sekedar keinginan.

6. Gunakan kartu kredit dengan bijak

Ilustrasi menggunakan kartu kresit dengan bijak. Sumber: iStockphoto via liputan6.com
Ilustrasi menggunakan kartu kresit dengan bijak. Sumber: iStockphoto via liputan6.com
Tak bisa dipungkiri, kartu kredit menawarkan banyak kemudahan. Bukan tidak boleh menggunakan kartu kredit, hanya harus lebih bijak memakainya. 

Karena sebenarnya bila kita bijak menggunakan kartu kredit, maka akan banyak manfaat dan kemudahan yang kita dapatkan. Sebaliknya bila tak hati-hati, maka kartu kredit bisa menghancurkan kondisi keuangan kita. Begitulah kartu kredit adalah pedang bermata dua.

Yang terpenting, pelajari dengan teliti aturan-aturan dalam kartu kredit dan yakin bahwa kita akan bisa menggunakannya dengan bijaksana.

Melansir dari wikihow.com, disarankan untuk menggunakan kartu kredit hanya untuk tagihan yang bisa dibayar pada bulan tersebut. Kartu kredit bukanlah uang gratis. Bunga kartu kredit sangat tinggi, meskipun tidak harus langsung dibayar sekaligus. 

Mengatur uang dengan baik juga berarti mengatur penggunaan kartu kredit. Kita harus melihat kartu kredit sebagai perpanjangan rencana keuangan, bukan rencana keuangan terpisah. 

Namun demikian, kartu kredit sehat juga akan menyehatkan skor kredit, yang akan bermanfaat saat kita memerlukannya, misal saat butuh kredit rumah atau mobil. 

Perhatikan hal penting berikut ini:

  • Bacalah seluruh persetujuan sebelum mendaftar kartu kredit. Berapa bunga bulanan kartu kredit? Bagaimana perhitungan pembayaran bulanannya? Apakah ada iuran tahunan atau biaya overdraw?
  • Selalu bayar kartu kredit di atas tagihan bulanan. Jika melunasi tagihan kartu keredit setiap bulan, maka tidak perlu membayar bunga.
  • Satu kartu kredit sudah cukup. Memiliki banyak kartu kredit akan mengundang utang yang tak diinginkan.
  • Batasi belanja dengan kartu kredit hingga 30-40% dari batas penggunaan kartu. Jangan pernah menggunakan kartu kredit hingga batas penggunaannya tercapai, karena utang kartu kredit di atas batas, karena biasanya sulit dibayar tanpa menghadapi bunga tinggi

7. Siapkan dana darurat

Ilustrasi menyiapkan dana darurat. Sumber: iStockphoto via amartha.com
Ilustrasi menyiapkan dana darurat. Sumber: iStockphoto via amartha.com
Sebagian besar perencana keuangan menyarankan untuk menyiapkan tabungan biaya hidup setidaknya 3-6 bulan ke depan. Ada juha yang bahkan menyarankan kita memiliki tabungan hingga 9-12 bulan. 

Namun tabungan senilai 3 bulan biaya hidup adalah tabungan wajib yang harus dimiliki untuk menghadapi hal-hal yang tidak diinginkan. Uang tersebut hanya boleh dibelanjakan jika benar-benar dibutuhkan, misalnya saat kehilangan pekerjaan atau harus membayar biaya pengobatan yang tidak ditanggung asuransi kesehatan.

***

Demikian 7 cara bijak mengatur keuangan bagi pemula. Kunci sukses mengatur keuangan adalah kesabaran. Latihan dulu satu bulan, lalu dievaluasi. 

Bila ada kekurangan bisa diperbaiki pada bulan berikutnya, sehingga lama kelamaan akan menemukan cara yang ideal sesuai dengan kebutuhan kita. Bijak mengelola uang, kunci hidup tenang.

Semoga tulisan ini bermanfaat.

Jakarta, 11 Juni 2021

Seliara

Referensi: satu, dua, tiga, empat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun