Pendek kata, banyak hal bermanfaat dan menyenangkan untuk dilakukan di usia remaja. Akhirnya anak saya ikut internlab di laboratorim yang dia minati, menjadi volunteer (mengajar online) dan arubaito (menjadi pekerja paruh waktu dengan bergabung di ubereats).
 Memikirkan masa depan itu penting, tapi jangan sampai overthinking. Lakukan perlahan yang bisa dilakukan, step by step. Lakukan terbaik yang bisa dilakukan, semampunya.
3. Carilah lingkungan yang positif dan supportif
Carilah orang-orang yang memiliki kesamaan minat, yang bisa menginspirasi dan membuat kita menjadi lebih baik. Dengan begitu, kita tidak akan merasa sendiri dalam menjalani hidup.
Gehlert mengatakan bahwa wanita lebih beruntung dalam menghadapi segala jenis krisis, karena mereka cenderung lebih sering mencari dukungan dibanding pria, wanita cenderung bisa bercerita dan berbagi dengan teman-temannya.Â
"Hal terbaik dan pertama yang harus Anda lakukan jika Anda merasa buntu dan tidak bahagia adalah mulai berbicara dengan teman Anda," katanya.
Tapi bila belum menemukan teman atau lingkungan yang positif dan supportif, Â bisa juga mulai menanamkan kata-kata positif kepada diri sendiri. Seperti yang dilakukan Yuki Kato, tiap bangun pagi dia mengatakan, "Kamu mantap, mantap!"Â
Telinga akan mendengar kata-kata itu dan otak akan meresponnya. Kata-kata positif akan menjadi energi positif dan berdampak positif pula.
Jangan lupa bahwa kita juga masih mempunyai keluarga dan orang-orang tercinta yang akan mendengarkan dan mensupport saat kita menghadapi the quarter life crisis.Â
4. Belajar mencintai diri sendiri