Wajan pun harus selalu dipantau. Karena sering terpapar suhu tinggi, maka wajan sering berlubang (bolong). Wajan yang berlubang ini harus segera diganti karena akan mempengaruhi kematangan ayam.Â
Sementara itu, hal lain yang perlu mendapat perhatian adalah pinggiran kompor dan wajan harus tertutup rapat dengan tanah liat supaya diperoleh panas yang stabil.
Nah seperti inilah penampakan kompor tanah liat dengan bahan bakar kayu untuk memanggang ayam. Â Â
![Ilustrasi ayam dipanggang di atas wajan dari tanah liat (sumber gambar travelingyuk.com)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/05/15/tungku-tanah-2-609eb3d7d541df0eb47992a2.jpg?t=o&v=555)
Penampakan ayam panggang yang baru matangÂ
![Ilustrasi ayam panggang yang baru matang (sumber gambar travelingyuk.com)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/05/15/ayam-panggang-matang-609eb4db8ede482ce00a42e2.jpg?t=o&v=555)
Bumbu asin gurih terdiri dari bawang dan bumbu lainnya. Sedangkan bumbu rujak, yaitu bumbu bawang dan cabe sehingga ada sensasi rasa gurih, asin dan pedas.
Saat ke sana, kami selalu memesan bumbu gurih dan bumbu rujak. Biasanya anak-anak kecil memilih bumbu bawang atau bumbu gurih, dan orang tua memilih bumbu rujak karena ada rasa pedasnya. Tapi jangan khawatir, bumbu gurih juga bisa dimakan menggunakan sambal dan urapan yang pedas.Â
Sejarah Ayam Panggang Bu Setu
![Ilustrasi ayam panggang disajikan lengkap dengan sambal dan aneka sayur: urap, pelas dan sayur oblok (sumber gambar www.samkuliner.com)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/05/15/ayam-panggang-sayur-609eb6ab8ede48684b6fd793.jpg?t=o&v=555)
Ternyata banyak pembeli yang suka. Bahkan ada beberapa yang datang ke rumah untuk memesannya. Akhirnya usaha itu berkembang hingga menjadi besar seperti sekarang.
Dari sebuah masakan desa yang bersahaja, dibuat dengan bahan-bahan berkualitas dan rasa cinta serta ketulusan, lahirlah kuliner yang lezat dan memanjakan lidah.
***