Siapa yang suka strawberry?
Strawberry adalah tanaman buah yang berasal dari daerah subtropis. Biasa hidup di dataran tinggi yang berhawa dingin.
Apakah strawberry bisa ditanam di dataran rendah dan panas seperti di Jakarta?
Yuk ikuti pengalaman saya menanam strawberry di Jakarta.
Berawal dari niat ingin punya tanaman buah yang bisa saya pelihara di teras rumah, akhirnya setelah browsing dan bertanya kepada kawan (mirip lagu Ebiet G Ade) akhirnya pilihan jatuh pada strawberry.Â
Meski agak ketar-ketir karena saya baca strawberry adalah tanaman asli yang hidup di daerah sub tropis dan biasa hidup di dataran tinggi yang dingin. Itulah mengapa ada kebun strawberry yang terkenal di Ciwidey, Puncak, Bandung. Dan sepertinya belum ada kebun strawberry di Jakarta, tentu salah satu penyebabnya adalah hawa Jakarta yang cenderung panas sehingga kurang cocok untuk budidaya strawberry.
Tapi saya tetap ingin mencoba, kalau berhasil alhamdulillah, kalau gagal ya tidak apa-apa, yang penting sudah mencoba.
Dan ini adalah eksperimen sekaligus pengalaman saya menanam strawberry di Jakarta, selamat mengikuti!
1. Membeli bibit strawberry secara online
Kebetulan penjualnya sangat komunikatf dan memberi panduan cara menanam dan merawat bibit yang baru datang.
Oya selain membeli bibit secara online, saya juga mendapat kiriman tanaman strawberry dari adik saya yang tingal di Bogor.
2. Memindah bibit strawberry ke pot dan menjalani masa adpatasi
Setelah itu tanaman harus melalui masa adaptasi selama 7-14 hari. Dalam masa adaptasi ini tanaman harus ditempatkan di lokasi yang sejuk (pesan dari penjuanya kalau perlu ditempatkan di ruangan ber-AC), tidak boleh kena sinar matahari langsung, tidak boleh kena air hujan dan terus dipantau kondisi tanahnya, tidak boleh terlalu kering dan basah. Menyiram cukup dengan spray air campur vitamin B1 atau bekas air cucian beras.
Pada masa adaptasi ini ada 2 tanaman yang layu dan mati.
3. Kondisi bibit setelah melewati masa adaptasiÂ
4. Tanaman strawberry mulai berbunga
Pada pagi berikutnya saya melihat muncul bunga lagi. Ternyata satu pohon bisa menghasilkan beberapa bunga, setelah saya hitung, saya menemukan 6 bakal bunga dalam satu pohon.
5. Masa berbuah yang menyenangkan
Begitulah pengalaman saya menanam strawberry di Jakarta. Saya masih harus lebih banyak belajar lagi.Â
Bila saya simpulkan, penyebab kematian tananam strawberry mungkin karena kondisi stress di jalan, menempuh perjalanan yang cukup jauh, atau mungkin kondisi di rumah saya yang terlalu panas sehingga ada beberapa yang susah beradaptasi.
Menurut penjualnya, ada jenis tanaman strawberry yang adaptif hidup di dataran rendah, setelah saya coba, tetap saja ada beberapa yang mati. Mungkin dengan membeli bibit secara hand carry akan membuat kemungkinan hidup tanaman lebih tinggi.
Berikut ini video tanaman strawberry yang saya tanam di balkon lantai 2, saya taruh di pot dan ditempel di dinding, tidak terkena cahaya matahari langsung, ternaungi dari hujan dan cukup mendapatkan banyak angin.
Demikian pengalaman saya menanam strawberry di Jakarta.Â
Saya akan senang sekali bila ada pembaca yang mempunyai pengalaman sama dan berkenan berbagi cerita. Silakan tulis di kolom komentar, ya.
Terima kasih sudah membaca tulisan saya, semoga kita selalu sehat dan bisa menjalankan ibadah Ramadan dengan lancar, serta mengisinya dengan kegiatan yang bermanfaat!
Salam hangat,
Seliara
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H