Mohon tunggu...
Seliara
Seliara Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Dentist

Bahagia berkarya dan berbagi sebagai wujud rasa syukur

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Melukis Senja (1): Petra, The Lost City

10 April 2021   00:03 Diperbarui: 8 Juni 2021   22:40 734
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setinggi apapun peradaban manusia

semua ada masanya

tidak ada yang abadi

Kita bisa belajar dari sejarah

dengan melihat sisa-sisa reruntuhan yang ditinggalkannya

Sahabat, dalam tulisan kali ini, saya akan berbagi pengalaman saat berkunjung ke Kota Petra, Yordania.

Dua tahun yang lalu, saya berkesempatan mengunjungi Petra, sebuah kota yang pernah hilang dalam sejarah. Petra adalah kota kuno yang sangat indah dan maju pada jamannya. Petra merupakan ibukota suku Nabatea, yang mempunyai keahlian memahat dinding-dinding batu menjadi bangunan yang indah dan megah. Keindahan dan kemegahan Petra yang dibangun ribuan tahun yang lalu itu, masih bisa kita saksikan hingga kini, meski hanya melalui sisa-sisa reruntuhannya. 

Pagi itu, kami berangkat dari Kota Amman, ibukota Yordania menuju ke Petra. Petra dalam bahasa Yunani  berarti batu. Ya, Petra adalah kota yang didirikan dengan memahat dinding-dinding batu. Sebelum sampai ke Petra, kami mampir ke restoran untuk makan siang sekaligus menunaikan ibadah sholat dhuhur.

Dari jendela restoran, pandangan saya menangkap sesuatu yang tidak biasa. Dari kejauhan saya melihat, ada gugusan seperti gunung batu, berwarna coklat kemerahan. Dalam hati saya bertanya, apakah itu?

Ini adalah foto pemandangan gugusan gunung batu yang saya lihat dari jendela restoran saat makan siang.

Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi
Setelah selesai makan dan sholat, kami pun meneruskan perjalanan. Dan sampailah kami di sini, di pintu gerbang Petra.

Ini adalah foto pintu masuk menuju situs bersejarah Kota Petra

Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi
Petra, Yordania. Sebelumnya hanyalah sekumpulan foto yang menggugah jiwa petualang saya untuk menjelajahinya. Tapi saya tidak pernah bermimpi, saya  akan berada di sini, secepat ini, mengingat tempatnya yang begitu jauh. Sebentar lagi, sebuah kota batu yang terkenal dengan peradabannya yang sangat tinggi pada jamannya itu, akan berdiri kokoh di hadapan saya.

Setelah melewati pintu masuk, kita bisa menuju Kota Petra dengan berjalan kaki, naik delman, kuda atau mobil golf. Saat itu saya memilih berjalan kaki, sambil melihat pemandangan yang menakjubkan di kiri dan kanan.

Petra adalah sebuah situs arkeologikal di Ma'an Yordania. Tempat ini terkenal dengan bangunan arsitektur yang dipahat pada bebatuan dan sistem pengairannya yang canggih pada jaman itu.

Petra adalah ibukota suku Nabatea, dibangun tahun 312 SM. Suku Nabatea mempunyai keahlian yaitu mahir memahat batu-batu besar menjadi bangunan yang megah dan indah. Menurut sejarah, suku Nabatea juga mempunyai peradaban yang tinggi mengenai tata kota, sistem irigasi, pusat perdagangan internasional dan sebagainya.

Namun sesuatu telah terjadi, mungkin bencana alam, banjir,  gempa bumi, perang, dan kondisi lain yang terjadi pada masa itu, telah membuat kota berperadaban tinggi pada jamannya ini, bagai hilang ditelan bumi. Selama ratusan tahun Petra menjadi kota yang terlupakan, kota yang hilang, sampai akhirnya seorang petualang berkebangsaan Swiss bernama Johan Ludwig Burckardt, pada tahun 1812 menemukan dan memperkenalkan kembali kota cantik itu kepada dunia luar.

Petra juga digambarkan sebagai kota mawar yang eksotik, karena warna bebatuan ini akan terlihat kemerahan bila terkena sinar matahari.

Di bawah ini adalah foto jalan masuk menuju ke kota Petra, namanya Al Siq. Al Siq merupakan celah sempit yang diapit oleh tebing batu yang tinggi. Tebing batu ini membuat penduduk Petra aman dari ancaman badai pasir dan terlindungi dari serangan musuh. Di pintu masuk Al Siq ini dulu banyak pasukan penjaga dan juga ada pasukan pemanah yang ditempatkan di atas tebing batu untuk menjaga keamanan Kota Petra pada saat itu.

Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi
Al Siq ini panjangnya sekitar 1,8 km dan lebarnya sekitar 3 sampai 4 meter. Jalan batu yang berada di sepanjang Al Siq ini  kabarnya masih ada yang asli peninggalan pada masa itu.

Ini adalah pemandangan di dalam Al Siq (abaikan foto orang dalam foto ini ya ...hehehe maafkan!)

Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi
Di sepanjang Al Siq kita juga bisa melihat aneka bangunan yang dipahat pada dinding batu. Di sepanjang Al Siq ini juga ada saluran air yang mengalirkan air untuk keperluan penduduk Petra pada saat itu.

Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi
Di ujung Al Siq kita akan menemukan bangunan yang menjadi masterpiece Petra, bangunan ini disebut Al Khazneh atau The Treasury, yang berarti harta karun.

Foto di bawah ini adalah bangunan The Treasury. Menurut tour guide kami, bangunan indah ini dipahat menggunakan tangan manusia.

Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi
Bangunan masterpiece ini sangat spektakuler, indah dan megah, diyakini sebagai makam Raja Nabatea Aretas IV Philopatris, pada abad ke satu Masehi. Tinggi bangunan ini sekitar 40 meter.

Pada awal abad ke-19 oleh orang Baduy di daerah itu, bangunan ini disebut Al Khazneh yang berarti "harta karun" atau The Treasury, karena mereka percaya di dalamnya berisi harta karun.

Lokasi ini adalah awal masuk ke Kota Petra. Kita bisa meneruskan perjalanan, ke pusat kota dan wilayah Petra yang sangat luas. Di Petra banyak sekali peninggalan yang masih bisa kita lihat sampai hari ini. 

Karena hari sudah menjelang sore, saya dan rombongan tidak melanjutkan perjalanan melihat peninggalan kota Petra sampai ke dalam.

Dari peta di bawah ini, bisa kita melihat masih banyak peninggalan yang ada di dalam Kota Petra yang sangat luas ini.

Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi
Ada tempat teater bergaya Romawi dengan daya tampung 4000 penonton, ada  sisa-sisa reruntuhan komplek  gereja, ada The Royal Tomb (semacam pemakaman untuk para bangsawan), ada pula The Great Temple atau Kuil Agung yang berupa sebuah komplek pemujaan.

Ada Qasir Al Bent atau Istana Putri Fir'aun yaitu kompleks istana tertua dan terpenting di petra pada saat itu. Namanya diambil dari legenda lokal bahwa Fir'aun menyembunyikan hartanya di dalam guci di The Treasury dan menjanjikan putrinya akan dinikahkan dengan insinyur atau ahli teknik yang dapat mengembangkan sistem untuk membawa air ke istana. Menurut penelitian, beberapa saluran air telah ditemukan di dekat lokasi ini.

Di Kota Petra, ada sebuah jalan yang terkenal yaitu The Collonaded Street  yang mempresentasikan kemajuan peradaban pada saat itu. Kita bisa melihat sisa-sisa pilar bergaya Romawi di jalan itu. Bisa dibayangkan betapa indah kondisi kota pada jaman keemasannya.

Selain itu ada juga gunung-gunung yang tinggi, yang tertinggi disebut Jabal Harun, Gunung Harun atau gunung Hor, El Barra. Gunung ini paling banyak dikunjungi, karena disana diyakini sebagai lokasi  Nabi Harun meninggal dan dimakamkan oleh Nabi Musa. 

Menurut tour guide kami, para arkeolog memperkirakan situs Petra ini baru ditemukan 15% dari keseluruhan wilayahnya! Dapat dibayangkan betapa luas, maju dan tinggi peradaban Petra pada saat itu, di masa kejayaannya.

Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi
Berdiri di sini, memandang sisa reruntuhan peninggalan berabad tahun yang lalu, mengamati situs purbakala yang masih terlihat indah dan megah, meski hanya tinggal reruntuhannya, membuat saya berpikir, setinggi dan semegah apapun peradaban, semua ada masanya, tidak ada yang abadi. Semoga dari di sini bisa diambil hikmah dan pelajaran.

Baiklah teman-teman, demikian pengalaman saya mengunjungi Kota Petra.

Sebuah pelajaran bagi saya, dalam kehidupan, tak ada yang abadi, sehebat apapun semua ada masanya, selagi nafas masih dikandung badan, ini adalah masa kita, harus dimanfaatkan sebaik mungkin  untuk kebaikan.

Jangan lelah berbuat baik

Karena kelelahan akan hilang dan kebaikan akan selalu dikenang

Jangan senang berbuat dosa

Karena kesenangan hanya sementara dan dosa akan tetap ada

Selamat menebar kebaikan di mana pun dan kapan pun!

Demikian cerita pengalaman saya menjelajah Petra, sebuah kota batu di Yordania.

Terima kasih sudah berkenan membaca, semoga bermanfaat! Mohon maaf bila ada salah dan hal-hal yang kurang berkenan.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Jakarta, 10 April 2021

Seliara Melukis Senja (Perjalanan 1): Petra, The Lost City

Melukis Senja adalah rangkaian kisah tentang perjalanan yang pernah saya lalui, ingin dirajut dalam lukisan jemari, disimpan di hati, dan berbagi

Sebuah pengalaman yang sarat makna dan hikmah, semoga bermanfaat dan mampu menginspirasi

Seliara

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun