Setinggi apapun peradaban manusia
semua ada masanya
tidak ada yang abadi
Kita bisa belajar dari sejarah
dengan melihat sisa-sisa reruntuhan yang ditinggalkannya
Sahabat, dalam tulisan kali ini, saya akan berbagi pengalaman saat berkunjung ke Kota Petra, Yordania.
Dua tahun yang lalu, saya berkesempatan mengunjungi Petra, sebuah kota yang pernah hilang dalam sejarah. Petra adalah kota kuno yang sangat indah dan maju pada jamannya. Petra merupakan ibukota suku Nabatea, yang mempunyai keahlian memahat dinding-dinding batu menjadi bangunan yang indah dan megah. Keindahan dan kemegahan Petra yang dibangun ribuan tahun yang lalu itu, masih bisa kita saksikan hingga kini, meski hanya melalui sisa-sisa reruntuhannya.Â
Pagi itu, kami berangkat dari Kota Amman, ibukota Yordania menuju ke Petra. Petra dalam bahasa Yunani  berarti batu. Ya, Petra adalah kota yang didirikan dengan memahat dinding-dinding batu. Sebelum sampai ke Petra, kami mampir ke restoran untuk makan siang sekaligus menunaikan ibadah sholat dhuhur.
Dari jendela restoran, pandangan saya menangkap sesuatu yang tidak biasa. Dari kejauhan saya melihat, ada gugusan seperti gunung batu, berwarna coklat kemerahan. Dalam hati saya bertanya, apakah itu?
Ini adalah foto pemandangan gugusan gunung batu yang saya lihat dari jendela restoran saat makan siang.
Ini adalah foto pintu masuk menuju situs bersejarah Kota Petra
Setelah melewati pintu masuk, kita bisa menuju Kota Petra dengan berjalan kaki, naik delman, kuda atau mobil golf. Saat itu saya memilih berjalan kaki, sambil melihat pemandangan yang menakjubkan di kiri dan kanan.
Petra adalah sebuah situs arkeologikal di Ma'an Yordania. Tempat ini terkenal dengan bangunan arsitektur yang dipahat pada bebatuan dan sistem pengairannya yang canggih pada jaman itu.
Petra adalah ibukota suku Nabatea, dibangun tahun 312 SM. Suku Nabatea mempunyai keahlian yaitu mahir memahat batu-batu besar menjadi bangunan yang megah dan indah. Menurut sejarah, suku Nabatea juga mempunyai peradaban yang tinggi mengenai tata kota, sistem irigasi, pusat perdagangan internasional dan sebagainya.
Namun sesuatu telah terjadi, mungkin bencana alam, banjir, Â gempa bumi, perang, dan kondisi lain yang terjadi pada masa itu, telah membuat kota berperadaban tinggi pada jamannya ini, bagai hilang ditelan bumi. Selama ratusan tahun Petra menjadi kota yang terlupakan, kota yang hilang, sampai akhirnya seorang petualang berkebangsaan Swiss bernama Johan Ludwig Burckardt, pada tahun 1812 menemukan dan memperkenalkan kembali kota cantik itu kepada dunia luar.
Petra juga digambarkan sebagai kota mawar yang eksotik, karena warna bebatuan ini akan terlihat kemerahan bila terkena sinar matahari.
Di bawah ini adalah foto jalan masuk menuju ke kota Petra, namanya Al Siq. Al Siq merupakan celah sempit yang diapit oleh tebing batu yang tinggi. Tebing batu ini membuat penduduk Petra aman dari ancaman badai pasir dan terlindungi dari serangan musuh. Di pintu masuk Al Siq ini dulu banyak pasukan penjaga dan juga ada pasukan pemanah yang ditempatkan di atas tebing batu untuk menjaga keamanan Kota Petra pada saat itu.
Ini adalah pemandangan di dalam Al Siq (abaikan foto orang dalam foto ini ya ...hehehe maafkan!)
Foto di bawah ini adalah bangunan The Treasury. Menurut tour guide kami, bangunan indah ini dipahat menggunakan tangan manusia.
Pada awal abad ke-19 oleh orang Baduy di daerah itu, bangunan ini disebut Al Khazneh yang berarti "harta karun" atau The Treasury, karena mereka percaya di dalamnya berisi harta karun.
Lokasi ini adalah awal masuk ke Kota Petra. Kita bisa meneruskan perjalanan, ke pusat kota dan wilayah Petra yang sangat luas. Di Petra banyak sekali peninggalan yang masih bisa kita lihat sampai hari ini.Â
Karena hari sudah menjelang sore, saya dan rombongan tidak melanjutkan perjalanan melihat peninggalan kota Petra sampai ke dalam.
Dari peta di bawah ini, bisa kita melihat masih banyak peninggalan yang ada di dalam Kota Petra yang sangat luas ini.
Ada Qasir Al Bent atau Istana Putri Fir'aun yaitu kompleks istana tertua dan terpenting di petra pada saat itu. Namanya diambil dari legenda lokal bahwa Fir'aun menyembunyikan hartanya di dalam guci di The Treasury dan menjanjikan putrinya akan dinikahkan dengan insinyur atau ahli teknik yang dapat mengembangkan sistem untuk membawa air ke istana. Menurut penelitian, beberapa saluran air telah ditemukan di dekat lokasi ini.
Di Kota Petra, ada sebuah jalan yang terkenal yaitu The Collonaded Street yang mempresentasikan kemajuan peradaban pada saat itu. Kita bisa melihat sisa-sisa pilar bergaya Romawi di jalan itu. Bisa dibayangkan betapa indah kondisi kota pada jaman keemasannya.
Selain itu ada juga gunung-gunung yang tinggi, yang tertinggi disebut Jabal Harun, Gunung Harun atau gunung Hor, El Barra. Gunung ini paling banyak dikunjungi, karena disana diyakini sebagai lokasi  Nabi Harun meninggal dan dimakamkan oleh Nabi Musa.Â
Menurut tour guide kami, para arkeolog memperkirakan situs Petra ini baru ditemukan 15% dari keseluruhan wilayahnya! Dapat dibayangkan betapa luas, maju dan tinggi peradaban Petra pada saat itu, di masa kejayaannya.
Baiklah teman-teman, demikian pengalaman saya mengunjungi Kota Petra.
Sebuah pelajaran bagi saya, dalam kehidupan, tak ada yang abadi, sehebat apapun semua ada masanya, selagi nafas masih dikandung badan, ini adalah masa kita, harus dimanfaatkan sebaik mungkin  untuk kebaikan.
Jangan lelah berbuat baik
Karena kelelahan akan hilang dan kebaikan akan selalu dikenang
Jangan senang berbuat dosa
Karena kesenangan hanya sementara dan dosa akan tetap ada
Selamat menebar kebaikan di mana pun dan kapan pun!
Demikian cerita pengalaman saya menjelajah Petra, sebuah kota batu di Yordania.
Terima kasih sudah berkenan membaca, semoga bermanfaat! Mohon maaf bila ada salah dan hal-hal yang kurang berkenan.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Jakarta, 10 April 2021
Seliara Melukis Senja (Perjalanan 1): Petra, The Lost City
Melukis Senja adalah rangkaian kisah tentang perjalanan yang pernah saya lalui, ingin dirajut dalam lukisan jemari, disimpan di hati, dan berbagi
Sebuah pengalaman yang sarat makna dan hikmah, semoga bermanfaat dan mampu menginspirasi
Seliara
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H