Saya adalah anak seorang petani, tumbuh dan besar di desa serta sering main ke sawah. Pengalaman menyenangkan berjalan-jalan di pematang sawah, atau duduk berangin-angin di gubuk kecil di tengah sawah di tengah teriknya matahari sambil memandang padi yang mulai menguning menjadi pengalaman indah untuk dikenang.
Sejak menikah saya tinggal di Jakarta, kadang ada rasa rindu melihat hamparan sawah yang menghijau. Pernah juga mencoba menanam padi di dalam pot, tapi sampai sekarang belum berhasil.Â
Dan yang membuat saya terharu adalah saat di pot saya tumbuh pohon ceplukan dengan begitu suburnya, mungkin biji ceplukan itu ada di dalam media tanam yang saya beli. Buah-buah ceplukan yang ranum itu langsung mengingatkan saya akan semua kenangan indah di masa kecil.
Kebanyakan saya menanam bunga, setelah ikut sebuah komunitas urban farming, saya mulai menambah koleksi tanaman sayur dan buah, meski lahan di rumah sangat terbatas. Terpaksa beberapa tanaman bunga harus diikhlaskan pergi, berganti dengan pot-pot sayur, cabe dan bumbu dapur.
Oya, di awal menanam sayur, banyak tanaman yang tiba-tiba mati. Saya tidak tahu mengapa demikian, mungkin saya kelebihan memberi air, kepanasan atau kekeringan dan lain-lain.Â
Dari kegagalan itu saya mencoba dan mencoba lagi sampai akhirnya saya mengenali kebutuhan satu tanaman, yang pastinya berbeda dengan jenis tanaman lainnya.
Bagi saya pribadi, urban farming adalah sebuah kegiatan yang bermanfaat, sehat dan menyenangkan. Sementara ini saya menjalaninya sebagai hobi.Â
Beberapa teman sudah ada yang serius menjalani kegiatan ini sehingga bisa menambah penghasilan keluarga. Ada rasa senang dan takjub melihat tanaman yang kita tanam tumbuh besar dan sehat.
Ini adalah tanaman kangkung yang saya tanam dengan sistem hidroponik sederhana, tanpa pompa. Saya hanya menempelkan pipa-pipa yang dilubangi dan diisi dengan air dicampur pupuk AB mix di dalam pipa.Â
Saya membalut bibit kangkung menggunakan spons sisa jahitan. Hasilnya kangkung tumbuh dengan subur dan rimbun!
Nah, saat harga cabe di pasaran melambung tinggi, saya bersyukur karena tanaman cabe di rumah yang tak henti berbuah, cukup untuk memenuhi kebutuhan dapur kami. Meski tanaman cabe itu hanya ditanam di dalam pot kecil, tapi bisa tumbuh subur dan rajin berbuah.
Foto di bawah ini adalah tanaman strawberry yang saya tanam di pot dan saya tempelkan di dinding rumah.
Strawberry adalah tanaman asli dari daerah subtropis dan hidup di dataran tinggi yang dingin. Awalnya saya ragu apakah strawberry bisa tumbuh di Jakarta yang panas.Â
Melalui proses adaptasi, syukurlah strawberry saya akhirnya bisa berbunga dan berbuah, tapi memang belum sebesar dan selebat yang tumbuh di dataran tinggi.Â
Saya juga belum memberi pupuk apa-apa, hanya rajin menyiram dan memberi air bekas cucian beras. Fokus saya saat ini adalah membuat tanaman strawberry itu bisa beradaptasi di rumah barunya yang berhawa panas, sangat berbeda dengan di rumah lamanya. Ketika melihat dia berbunga dan berbuah, bagi saya itu adalah bonus yang menyenangkan!
Tanaman cabe rawit hijau ini tumbuh subur meski hanya ditanam di pot gantung yang kecil. Senang melihat dia rajin berbuah!
Tanaman daun mint dan strawberry ini sudah sering menghiasi foto kue yang saya bikin.
Akhirnya, dengan adanya teknik urban farming ini, saya merasa semua orang sebenarnya bisa melakukan kegiatan menanam.Â
Pilih tanaman yang disukai dan manfaatkan barang-barang bekas yang ada di rumah sebagai wadah tanaman, misal bekas botol air minum, bekas kaleng cat dan lain-lain. Di lahan yang terbatas, ada beberapa tanaman yang bisa dipilih untuk dibudidayakan.
Selain untuk memenuhi kebutuhan dapur, memetik sayur dari kebun sendiri, ternyata sangat menyenangkan, bisa menjaga kesehatan jiwa dan memberikan rasa bahagia.
Seperti ada ikatan batin dengan tanaman-tanaman yang kita tanam, mencoba mengenali kebutuhan dan keinginan mereka supaya bisa tumbuh subur. Karena tiap tanaman punya sifat dan kebutuhan berbeda, ada yang suka matahari ada yang tidak, ada yang suka air, ada yang secukupnya saja.
Saat melihat bunga anggrek saya mekar, saya tersenyum bahagia, sepertinya dia ingin mengucapkan terima kasih melalui keindahannya karena sudah dirawat selama ini.
Selamat menanam, semoga membuat kita makin sehat dan bahagia!
Seliara
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H