Mohon tunggu...
Seliara
Seliara Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Dentist

Bahagia berkarya dan berbagi sebagai wujud rasa syukur

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Urban Farming, Sistem Pertanian Kota yang Sehat dan Menyenangkan!

3 April 2021   22:49 Diperbarui: 4 April 2021   18:00 1458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Urban framing (Dokumentasi pribadi)

Saya adalah anak seorang petani, tumbuh dan besar di desa serta sering main ke sawah. Pengalaman menyenangkan berjalan-jalan di pematang sawah, atau duduk berangin-angin di gubuk kecil di tengah sawah di tengah teriknya matahari sambil memandang padi yang mulai menguning menjadi pengalaman indah untuk dikenang.

Sejak menikah saya tinggal di Jakarta, kadang ada rasa rindu melihat hamparan sawah yang menghijau. Pernah juga mencoba menanam padi di dalam pot, tapi sampai sekarang belum berhasil. 

Dan yang membuat saya terharu adalah saat di pot saya tumbuh pohon ceplukan dengan begitu suburnya, mungkin biji ceplukan itu ada di dalam media tanam yang saya beli. Buah-buah ceplukan yang ranum itu langsung mengingatkan saya akan semua kenangan indah di masa kecil.

Urban framing (Dokumentasi pribadi)
Urban framing (Dokumentasi pribadi)
Oya, saat itu saya belum akrab dengan istilah urban farming atau pertanian di perkotaan dengan lahan terbatas. Saya hanya menanam dan menanam. 

Kebanyakan saya menanam bunga, setelah ikut sebuah komunitas urban farming, saya mulai menambah koleksi tanaman sayur dan buah, meski lahan di rumah sangat terbatas. Terpaksa beberapa tanaman bunga harus diikhlaskan pergi, berganti dengan pot-pot sayur, cabe dan bumbu dapur.

Oya, di awal menanam sayur, banyak tanaman yang tiba-tiba mati. Saya tidak tahu mengapa demikian, mungkin saya kelebihan memberi air, kepanasan atau kekeringan dan lain-lain. 

Dari kegagalan itu saya mencoba dan mencoba lagi sampai akhirnya saya mengenali kebutuhan satu tanaman, yang pastinya berbeda dengan jenis tanaman lainnya.

Bagi saya pribadi, urban farming adalah sebuah kegiatan yang bermanfaat, sehat dan menyenangkan. Sementara ini saya menjalaninya sebagai hobi. 

Beberapa teman sudah ada yang serius menjalani kegiatan ini sehingga bisa menambah penghasilan keluarga. Ada rasa senang dan takjub melihat tanaman yang kita tanam tumbuh besar dan sehat.

Ini adalah tanaman kangkung yang saya tanam dengan sistem hidroponik sederhana, tanpa pompa. Saya hanya menempelkan pipa-pipa yang dilubangi dan diisi dengan air dicampur pupuk AB mix di dalam pipa. 

Saya membalut bibit kangkung menggunakan spons sisa jahitan. Hasilnya kangkung tumbuh dengan subur dan rimbun!

Urban framing (Dokumentasi pribadi)
Urban framing (Dokumentasi pribadi)
Selain kangkung, saya pun mulai menanam sayuran untuk dikonsumsi sendiri, seperti seledri, daun bawang, daun mint, bayam, sawi, kacang panjang dan cabe. 

Nah, saat harga cabe di pasaran melambung tinggi, saya bersyukur karena tanaman cabe di rumah yang tak henti berbuah, cukup untuk memenuhi kebutuhan dapur kami. Meski tanaman cabe itu hanya ditanam di dalam pot kecil, tapi bisa tumbuh subur dan rajin berbuah.

Urban framing (Dokumentasi pribadi)
Urban framing (Dokumentasi pribadi)
Karena lahan yang minim, untuk buah-buahan saya memilih menanam ceplukan yang buahnya bisa langsung dimakan.

Urban framing (Dokumentasi pribadi)
Urban framing (Dokumentasi pribadi)
Dan baru beberapa bulan ini saya juga mencoba menanam buah strawberry. Saya mendapat kiriman tanaman strawberry dari adik saya yang tinggal di Bogor dan membeli secara online dari kota Batu Malang. 

Foto di bawah ini adalah tanaman strawberry yang saya tanam di pot dan saya tempelkan di dinding rumah.

Urban framing (Dokumentasi pribadi)
Urban framing (Dokumentasi pribadi)
Strawberry adalah tanaman asli dari daerah subtropis dan hidup di dataran tinggi yang dingin. Awalnya saya ragu apakah strawberry bisa tumbuh di Jakarta yang panas. 

Melalui proses adaptasi, syukurlah strawberry saya akhirnya bisa berbunga dan berbuah, tapi memang belum sebesar dan selebat yang tumbuh di dataran tinggi. 

Saya juga belum memberi pupuk apa-apa, hanya rajin menyiram dan memberi air bekas cucian beras. Fokus saya saat ini adalah membuat tanaman strawberry itu bisa beradaptasi di rumah barunya yang berhawa panas, sangat berbeda dengan di rumah lamanya. Ketika melihat dia berbunga dan berbuah, bagi saya itu adalah bonus yang menyenangkan!

Urban framing (Dokumentasi pribadi)
Urban framing (Dokumentasi pribadi)
Sejak ikut komunitas urban farming, kini balkon saya penuh dengan tanaman, baik yang berada di lantai, dinding, pagar maupun digantung di atap. 

Tanaman cabe rawit hijau ini tumbuh subur meski hanya ditanam di pot gantung yang kecil. Senang melihat dia rajin berbuah!

Urban framing (Dokumentasi pribadi)
Urban framing (Dokumentasi pribadi)
Bagi saya, kegiatan menanam ini amat bermanfaat dan menyenangkan. Saya bisa memenuhi aneka kebutuhan dapur dari kebun kecil kami. 

Tanaman daun mint dan strawberry ini sudah sering menghiasi foto kue yang saya bikin.

Urban framing (Dokumentasi pribadi)
Urban framing (Dokumentasi pribadi)
Hehehe....mesti kalau dilihat buah strawberry-nya masih kecil, tidak sebesar dan semerah seperti yang dijual di supemarket. Tapi tetap saja saya merasa senang bisa memetik strawberry dari hasil kebun sendiri. Meski harus belajar lagi supaya tanaman strawberry saya bisa menghasilkan buah yang lebih berkualitas! 

Akhirnya, dengan adanya teknik urban farming ini, saya merasa semua orang sebenarnya bisa melakukan kegiatan menanam. 

Pilih tanaman yang disukai dan manfaatkan barang-barang bekas yang ada di rumah sebagai wadah tanaman, misal bekas botol air minum, bekas kaleng cat dan lain-lain. Di lahan yang terbatas, ada beberapa tanaman yang bisa dipilih untuk dibudidayakan.

Selain untuk memenuhi kebutuhan dapur, memetik sayur dari kebun sendiri, ternyata sangat menyenangkan, bisa menjaga kesehatan jiwa dan memberikan rasa bahagia.

Seperti ada ikatan batin dengan tanaman-tanaman yang kita tanam, mencoba mengenali kebutuhan dan keinginan mereka supaya bisa tumbuh subur. Karena tiap tanaman punya sifat dan kebutuhan berbeda, ada yang suka matahari ada yang tidak, ada yang suka air, ada yang secukupnya saja.

Saat melihat bunga anggrek saya mekar, saya tersenyum bahagia, sepertinya dia ingin mengucapkan terima kasih melalui keindahannya karena sudah dirawat selama ini.

Urban framing (Dokumentasi pribadi)
Urban framing (Dokumentasi pribadi)
Dan saya juga menyapa dan mengucapkan terima kasih padanya karena sudah memberi saya keindahan dan kebahagiaan.

Selamat menanam, semoga membuat kita makin sehat dan bahagia!

Seliara

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun