Mohon tunggu...
Selfi Muftiyatul Hidayah
Selfi Muftiyatul Hidayah Mohon Tunggu... Mahasiswa - pelajar

Saya Mahasiswa Psikologi Islam UIN Imam Bonjol Padang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Maraknya Kasus Perceraian Orangtua dan Dampaknya terhadap Kesehatan Psikologis Anak

13 Juni 2023   18:26 Diperbarui: 13 Juni 2023   22:51 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam beberapa dekade terakhir, fenomena perceraian semakin meluas dalam masyarakat modern. Proses perpisahan pernikahan tersebut tidak hanya rumit dan menyakitkan bagi keluarga, tetapi juga memiliki dampak psikologis yang signifikan pada anak-anak.

Apa itu perceraian?

Perceraian adalah proses hukum pembubaran perkawinan atau persekutuan perdata yang melibatkan pemutusan hubungan perkawinan. Undang-undang perceraian bervariasi dari satu negara ke negara lain dan  bahkan di berbagai wilayah di negara.

Berikut ada beberapa poin penting untuk dipahami tentang perceraian:

Perceraian biasanya melibatkan pengajuan petisi atau permohonan perceraian di pengadilan. Dianjurkan untuk berkonsultasi dengan pengacara hukum keluarga atau mencari nasihat hukum untuk menjalani proses perceraian dengan benar. 

Alasan umum untuk perceraian termasuk perbedaan yang tidak dapat didamaikan.

Pembagian aset dan utang dalam perceraian, biasanya dibagi di antara pasangan. Proses ini cukup rumit, karna melibatkan penilaian berbagai properti, rekening bank, investasi, dan aset lainnya. Pembagian harta biasanya didasarkan pada faktor-faktor seperti lamanya perkawinan, kontribusi keuangan masing-masing pasangan, dan kebutuhan tanggungan anak.

Jika pasangan yang bercerai memiliki anak, keputusan mengenai hak asuh anak, hak kunjungan, dan tunjangan anak dibuat selama proses perceraian. 

Pengadilan bertujuan untuk memprioritaskan kepentingan terbaik bagi anak-anak yang terlibat, dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti kesejahteraan emosional dan fisik mereka, hubungan mereka dengan masing-masing orang tua, dan kebutuhan pendidikan mereka.

Dalam beberapa kasus, satu pasangan mungkin berhak menerima dukungan finansial dari pasangan lainnya setelah perceraian. Tujuan dukungan pasangan atau tunjangan adalah untuk membantu pasangan yang kurang beruntung secara finansial mempertahankan standar hidup yang sama setelah pernikahan berakhir. Penentuan tunjangan pasangan bergantung pada faktor-faktor seperti lamanya pernikahan, pendapatan dan potensi penghasilan masing-masing pasangan, dan kebutuhan tanggungan anak.

Dalam banyak kasus perceraian, sering kali tidak disadari bahwa perceraian orang tua memiliki dampak psikologis yang dalam bagi anak-anak. Dampak-dampak ini sangat bervariasi tergantung pada usia anak, kepribadian mereka, dan lingkungan keluarga. Namun, ada beberapa dampak psikologis umum yang sering dialami oleh anak-anak yang terlibat dalam perceraian. Pertama, mereka mungkin merasa kehilangan, kesepian, dan tidak aman. Tinggal di dua tempat yang berbeda dan kehilangan kontak dengan salah satu orang tua dapat memperburuk perasaan tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun