Wiran tersenyum lega. Oh akhirnya, ia pikir ia akan dihukum. Memang, kecerdasannya selalu menguntungkan.
Sementara di ruang bawah tanah, Johan dan Konan sedang terpingkal-pingkal. Kalian tahu kenapa? Karena keduanya sedang membayangkan nasib adik bungsunya itu.
"Bagaimanalah nasib Wiran ini. Dia kan hanya orang gila yang kelihatan waras! Jangan memberi saran untuk lunasi hutang, menghitung bakso di mangkuk saja tidak benar!" Konan memukul pahanya sendiri tanpa henti sambil terpingkal.
"Tak kebayanglah di angan ku dia jadi santapan tikus. Tikus bodoh saja mana mau memakan otak gila dia. Takut tikusnya, nanti terkena virus sakit jiwa!" Johan tertawa dengan keras, mukanya bahkan memerah sangking senangnya dia tertawa.
Sementara pengawal yang mendengarnya keheranan. Sebenarnya siapa yang gila? Kedua tahanan ini, adiknya yang mendapat sekarung emas, atau Yang Mulia Raja Pulas?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H