"Aku tidak menerima saranmu! Pengawal! Cepat bawa rakyat jelata ini ke ruang bawah tanah!" Dengan yang terbakar, Raja Pulas meminta pengawal menghukum Johan. Pengawal yang mendengarnya pun dengan segera menggusur paksa rakyat jelata itu.
Kini tersisa Konan dan Wiran. Mereka saling pandang, kebingungannya dan ketakutan mulai menyeruak pada keduanya. Harus bagaimanalah mereka? Dituntut memberi saran, tapi setelah diberikan malah dihukum tanpa ampun.
Tiba-tiba, Konan teringat akan pembangunan-pembangunan di beberapa daerah, yang tentunya akan menghabiskan anggaran negara. Lagi pula, bukankah pembangunan itu tidak terlalu berguna untuk rakyat?
"Raja Pulas, saya pikir akan lebih baik jika anda tidak melanjutkan beberapa pembangunan dulu. Sehingga anda bisa fokus mengatasi krisis ekonomi." Dengan suara pelan, Konan memberikan sarannya. Konan pikir, sepertinya ini tidak akan membuat Raja Pulas marah.
Namun tidak, Raja Pulas justru semakin naik pitam mendengarnya. Hey? Kalau dia tidak melanjutkan pembangunan itu, bagaimana nanti dia akan menyombongkan diri pada Raja di negeri lain? Yang ada harga dirinya akan turun dan dipandang sebagai pemimpin yang lemah.
"Aku tidak menerima saranmu! Pengawal! Bawa budak ini ke bawah tanah!" Dengan hati yang murka, Raja Pulas menghukum Konan seperti Johan.
Kini, tersisa Wiran yang belum menyampaikan sarannya. Dia berusaha keras agar tidak bernasib sama seperti kedua kakaknya.
"Kau Wiran! Tinggal engkau yang harus memberikan saran! Jika kau tidak bisa memberikan saran yang bagus, aku akan memberi hukuman yang lebih berat!" Raja Pulas mendengus menahan amarahnya.
"Yang Mulia, hamba hanya bisa menyarankan satu hal. Yang Mulia bisa menjadikan seluruh rakyat menjadi budak pekerja. Mereka harus bekerja sukarela untuk Yang Mulia. Dengan ini, Yang Mulia tak perlulah menggaji mereka. Dan Yang Mulia pasti bisa melunaskan hutang." Dengan keringat bercucuran, Wiran menyuarakan sarannya.
Oh saran yang sangat amat bagus. Dia tidak perlu menggaji para pekerja murahan itu. Dia masih bisa bermegah-megahan, dia masih bisa menyombongkan diri ke sana-kemari, dan yang paling penting, dia masih bisa jalan-jalan ke mana pun dia mau.
Dengan tersenyum semringah, Raja berujar, " Aku menerima saranmu, kau memang sangat cerdas! Pengawal! Bawakan dia sekarung emas!"